Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kipo, Gatot, Growol, Ada Ratusan Oleh-oleh selain Gudeg dan Bakpia di Jogja

Foto : Istimewa

Ilustrasi tiwul yang dicampur dengan ketan hitam.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Wisatawan yang datang ke Jogja pasti tak asing dengan gudeg, bakpia, atau sate klatak. Kuliner itu merupakan kuliner khas Jogja yang paling banyak dicari wisatawan. Tapi, mungkin hanya sedikit wisatawan yang pernah mendengar kipo, gudangan, gatot, growol, ongol-ongol, atau besengek tempe benguk.

Itu hanya sedikit contoh kuliner tradisional Jogja yang kini sudah semakin sulit dicari. Paling tidak, ada 52 jenis makanan utama tradisional yang tercatat di DIY mulai dari berbagai jenis nasi dan lauk-pauknya. Selain itu, ada 105 jenis kudapan tradisional seperti aneka jajanan pasar, gorengan, dan sebagainya. Sementara untuk minuman tradisional, tercatat ada 14 jenis minuman tradisional yang berasal dari DIY.

"Kondisinya itu tidak semua masih lestari, ada sebagian yang kondisinya kurang dikenal atau bahkan sangat sulit didapatkan," kata Pamong Budaya Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Sony Saifuddin, dalam webinar yang digelar Dinas Kebudayaan DIY, Rabu (27/10).

Nasib sebagian besar kuliner tradisional Jogja memang tidak sebaik gudeg atau bakpia, yang saat ini jadi ikon kuliner Jogja dan jadi oleh-oleh yang paling banyak dicari wisatawan.

Sony mengatakan, penyebab tenggelamnya kuliner-kuliner tradisional Jogja terutama dipengaruhi oleh makanan-makanan dari luar yang masuk ke Yogyakarta.

Misalnya saat ini semakin banyak restoran-restoran Korea, Jepang, Amerika, serta Eropa seperti Italia dan sebagainya. Namun, itu adalah konsekuensi yang tidak bisa ditolak. Sebaliknya, restoran-restoran atau kedai itu justru perlu dicontoh, bagaimana supaya bisa mengemas atau menyajikan makanan-makanan tradisional yang bisa diterima oleh anak-anak zaman sekarang.

"Itu juga menjadi tantangan bagi kita, bagaimana supaya generasi muda, anak-anak itu mengenal makanan tradisional," lanjutnya.

Untuk mencegah punahnya kuliner tradisional Jogja, Dinas Kebudayaan DIY, menurut Sony, telah mendaftarkan 13 jenis makanan tradisional ke Kementerian Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda, beberapa di antaranya adalah gudeg, mie lethek, serta bakpia. Selain itu, ada tiga jenis makanan tradisional yang saat ini sedang dalam proses pendaftaran sebagai warisan budaya tak benda, yakni lemper, tiwul, serta gudeg manggar.

"Karena banyak kriteria yang harus dipenuhi, maka kita lakukan secara bertahap," ujarnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top