Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Indeks Sektoral - Empat Saham Bank Catat Kapitalisasi Pasar Terbesar

Kinerja Beberapa Sektor Saham Alami Kenaikan

Foto : Sumber: IDX
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2018 terkena imbas oleh berbagai sentimen, baik dari dalam maupun global. Hingga Jumat (21/12), IHSG justru tercatat turun sebesar 3,02 persen secara year to date (ytd). Namun demikian, penurunan IHSG tidak memengaruhi beberapa sektor saham yang justru tercatat mengalami kenaikan.

Senior Advisor CSA Research Institute, Reza Priyambada, mengatakan pada indeks sektor industri dasar mengalami kenaikan sebesar 21,7 persen secara year to date (ytd) dan diikuti indeks pertambangan yang naik 8,21 persen, aneka industri naik 2,76 persen, dan indeks keuangan yang naik 1,82 persen. "Sementara sejumlah indeks sektor lainnya cenderung melemah," ungkapnya, Selasa (25/12).

Adapun, lanjut Reza, industri dasar yang diperkuat mayoritas saham semen mampu mengalami kenaikan seiring adanya sentimen positif dari meningkatnya permintaan semen terhadap percepatan proyek pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, adanya kepastian pembayaran atas pengerjaan proyek tersebut turut menjadi sentimen positif yang pada akhirnya mengangkat harga sejumlah saham semen.

Tidak hanya itu, sejumlah saham dari subsektor lainnya dalam industri dasar juga turut menguat, antara lain subsektor pulp and paper dan kimia dengan beberapa emitennya mengalami kenaikan yang cukup tinggi karena adanya penilaian meningkatnya permintaan akan produk-produk yang dihasilkan sehingga berimbas pada kinerja perusahaannya.

"Adanya proyeksi atas pertumbuhan kinerja sejumlah emiten tersebut yang dibarengi dengan maraknya berita-berita positif terkait industri tentunya secara valuasi juga akan meningkat yang berujung pada reaksi pelaku pasar atas harga sahamnya yang bergerak naik," jelas Reza.

Kondisi yang sama juga dialami indeks pertambangan dengan sentimen pergerakan harga komoditas masih menjadi motor utama penggerak harga saham emiten tambang. Tentuanya sentimen perubahan harga ini langsung dipersepsikan terhadap kinerja para emiten tersebut.

Meski akhir-akhir ini pergerakan harga komoditas cenderung melemah karena imbas dari adanya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang berujung pada melemahnya aktivitas manufaktur atau pabrikan di kedua wilayah sehingga dipersepsikan berkurangnya permintaan, menguatnya mata uang dollar AS, hingga penilaian terhadap harga kontak komoditas yang memasuki fase konsolidasinya setelah menguat sejak kuartal ketiga tahun lalu. Tak ketinggalan berita terkait OPEC yang berencana melakukan perubahan kebijakannya yang dapat berimbas pada kuota supply dan demand minyak mentah dunia sehingga berpengaruh pada perubahan harganya.

Saham Perbankan

Sementara itu, indeks sektor keuangan tetap tangguh, terutama didominasi oleh pergerakan saham-saham perbankan. Terutama pergerakan 4 Sekawan atau Fantastic Four, yaitu BBNI, BBRI, BMRI, dan BBCA.

Dari data IDX, keempat saham tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar. Bila ditotal, hingga November 2018, kapitalisasi pasarnya telah mencapai 1.577 triliun rupiah dibandingkan dengan kapitalisasi pasar total BEI sebesar 6.858-an triliun rupiah maka keempatnya memiliki porsi 22 persen tertadap total tersebut. Inipun belum termasuk sejumlah perbankan lainnya yang masuk dalam jajaran 50 saham berkapitalisasi besar dalam BEI.

"Tentunya dengan adanya berita-berita terkait industri perbankan dan sentimen internal dari masing-masing emitennya antara lain rencana akuisisi, pembagian dividen, rencana pengembangan anorganil, pertumbuhan penyaluran kredit, dan lainnya akan mempengaruhi pergerakan harga sahamnya yang nantinya bisa berimbas pada IHSG," pungkasnya. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top