Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Kim: Situasi Militer di Semenanjung Korea Telah Menjadi Ekstrem

Kim Jong-un Serukan Percepatan Persiapan Perang

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Seruan Kim Jong-un l Pemimpin Korut, Kim Jong-un, saat menghadiri sebuah acara di Mansudae Assembly Hall, Pyongyang, pada awal September lalu. Saat menghadiri pertemuan akhir tahun partai, Kim Jong-un meminta partai untuk lebih mempercepat persiapan perang di berbagai sektor, termasuk senjata nuklir dan pertahanan sipil.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mendesak partainya untuk mempercepat persiapan perang termasuk program nuklirnya. Hal itu dilaporkan media pemerintah pada Kamis (28/12).

Seruan itu muncul hanya sepekan setelah Kim Jong-un memperingatkan bahwa Pyongyang tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi dengan nuklir.

Kim Jong-un melontarkan seruan itu pada pertemuan partai akhir tahun Korut yang sedang berlangsung, di mana ia diperkirakan akan mengungkap keputusan-keputusan kebijakan penting untuk tahun 2024.

"Kim Jong-un meminta partai untuk lebih mempercepat persiapan perang di berbagai sektor, termasuk senjata nuklir dan pertahanan sipil," lapor kantor beritaKCNA. "Ia juga menekankan bahwa situasi militer di Semenanjung Korea telah menjadi ekstrem karena konfrontasi anti-Korut dengan Amerika Serikat (AS) yang belum pernah terjadi sebelumnya," imbuh kantor berita itu.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan AS telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata yang memecahkan rekor oleh Korut tahun ini dan baru-baru ini mengaktifkan sistem untuk berbagi datareal-timemengenai peluncuran misil Korut.

Awal bulan ini, sebuah kapal selam bertenaga nuklir AS tiba di kota pelabuhan Busan, Korsel, dan Washington DC menerbangkan pesawat bomber jarak jauhnya dalam latihan dengan Seoul dan Tokyo.

Korut sebelumnya menggambarkan partisipasi aset strategis AS, seperti pesawat bomber B-52, dalam latihan bersama di Semenanjung Korea sebagai langkah provokatif perang nuklir yang disengaja oleh AS.

Pyongyang tahun ini berhasil meluncurkan satelit pengintai, mengabadikan statusnya sebagai negara tenaga nuklir dalam konstitusinya, dan melakukan uji coba misil balistik antarbenua (ICBM) tercanggih yang ada di gudang senjatanya.

Kim Jong-un awal pekan ini mendefinisikan tahun 2023 sebagai tahun perubahan besar di mana Pyongyang menyaksikan sebuah "kemenangan yang membuka mata".

Pekan lalu, badan atom PBB mengatakan reaktor kedua di fasilitas nuklir Yongbyon Korut tampaknya telah beroperasi, dan menyebut pengoperasian ini sangat disesalkan.

Konfrontasi Nuklir

Pada pertemuan partai akhir tahun lalu, Kim Jong-un menyerukan peningkatan persenjataan nuklir negaranya secara eksponensial.

AS dan Korsel pada awal bulan ini mengadakan pertemuan kedua Kelompok Konsultatif Nuklir di Washington DC, di mana mereka membahas opsi pencegahan nuklir jika terjadi konflik dengan Korut.

Mereka memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir dari Pyongyang terhadap AS atau Korsel akan mengakhiri rezim Kim Jong-un.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korut kemudian mengecam rencana sekutu untuk memperluas latihan militer gabungan tahunan pada tahun depan dengan memasukkan latihan operasi nuklir, dan menyebutnya sebagai sebuah deklarasi terbuka mengenai konfrontasi nuklir.

Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi banyak resolusi yang menyerukan Korut untuk menghentikan program nuklir dan misil balistiknya sejak pertama kali melakukan uji coba nuklir pada 2006. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top