Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis di Semenanjung Korea

Kim Jong-un Perintahkan Kesiapan Perang Ofensif

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Perintah Kim I Pemimpin Korut, Kim Jong-un (tengah), saat memimpin Rapat Besar Ketujuh Komisi Militer Pusat Kedelapan Partai Pekerja Korea di Pyongyang pada Rabu (9/8). Pada rapat tersebut, Kim Jong-un  memerintahkan agar partai yang berkuasa untuk melakukan persiapan yang lebih ofensif.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, telah memerintahkan partai yang berkuasa untuk melakukan persiapan yang lebih ofensif untuk menghadapi kemungkinan perang.

Menurut kantor berita yang dikelola pemerintah Korut,KCNA, Kim mengeluarkan perintah tersebut pada Rabu (9/8) saat memimpin Rapat Besar Ketujuh Komisi Militer Pusat Kedelapan Partai Pekerja Korea.

"Kim Jong-un menekankan perlunya tentara yang kuat untuk siap mengurangi kekuatan militer musuh terlebih dahulu dan untuk sepenuhnya menghilangkan semua bentuk serangan oleh pasukan musuh jika terjadi perang," laporKCNA.

Kim Jong-un juga menekankan perlunya meningkatkan produksi senjata dan secara aktif melakukan latihan perang untuk memastikan operasi yang efisien dari senjata dan peralatan terbaru negara itu, serta menambahkan bahwa Korut perlu memperkuat potensi perangnya dengan mempertahankan postur tempurnya setiap saat.

Para pengamat percaya bahwa Kim Jong-un membuat pernyataan terbaru untuk meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea menjelang latihan militer gabungan Korea Selatan (Korsel)-Amerika Serikat (AS), Ulchi Freedom Shield, yang dijadwalkan akhir bulan ini, dan menggunakan latihan gabungan sebagai dalih untuk provokasi lebih lanjut.

KCNAmengatakan bahwa dalam pertemuan pada Rabu, Kim juga memberhentikan jenderal tertinggi militer, Kepala Staf Umum Pak Su-il, dan menunjuk Ri Yong-gil, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, sebagai penggantinya.

Kecam Program Senjata

Pada saat bersamaan, Korsel dan 73 negara lainnya bersama-sama mengecam Korut karena mengancam perdamaian dan keamanan dunia dengan terus melakukan peluncuran misil balistik dan pengembangan senjata nuklir.

Negara-negara tersebut mengeluarkan sikap tersebut dalam sebuah pernyataan bersama yang diadopsi pada Komite Persiapan pertama untuk Konferensi Tinjauan 2026 dari Para Pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) yang diadakan di Wina pada Kamis (10/8) waktu setempat.

AS, Inggris, Jerman, Jepang dan Swiss termasuk di antara negara yang menandatangani pernyataan bersama, yang juga mendesak Korut untuk memenuhi kewajiban internasional.

Negara-negara tersebut menyerukan penghentian semua kegiatan nuklir dan upaya untuk memperluas dan merenovasi fasilitas nuklir, serta menambahkan bahwa Pyongyang harus mengambil langkah substantif untuk menghapus semua senjata nuklir, misil balistik, dan program terkait dengan cara yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat dipulihkan.

Negara-negara tersebut juga menekankan bahwa mereka terus mendukung semua upaya untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di Semenanjung Korea, dan mendesak rezim Korut untuk menerima permintaan dialog dari AS, Korsel, dan Jepang.

Pernyataan bersama itu kemudian menegaskan kembali bahwa Korut, sesuai dengan NPT, tidak dapat dan tidak akan memperoleh status negara nuklir.AFP/KBS/Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top