Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semanjung Korea

Kim Ingin Lanjutkan Perundingan Perlucutan Senjata

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Kim dan Xi l Presiden Tiongkok, Xi Jinping (kanan), berjabat tangan dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, pada Senin (26/3) pekan lalu. Kim berada di Beijing untuk membahas rencana pertemuan tingkat tinggi antar- Korea yang membahas denuklirisasi di Korut.

A   A   A   Pengaturan Font

TOKYO - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan kepada Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bahwa ia setuju untuk kembali ke meja perundingan enam pihak menyangkut program nuklir dan pengujian rudal negaranya. Informasi ini dilapor surat kabar asal Jepang, Nikkei, edisi Kamis (5/4).

"Keinginan itu disampaikan Kim saat ia melakukan pembicaraan dengan Xi di Beijing pekan lalu," demikian tulis Nikkei.

Kekakuan berbulan-bulan antara Tiongkok dan Korut, tiba-tiba hilang saat Kim melakukan kunjungan rahasia ke Beijing pada 26 Maret lalu. Tiongkok mengatakan bahwa Kim telah menyatakan komitmen untuk melucuti senjata nuklir negaranya.

Nikkei, yang mengutip berbagai sumber terkait Tiongkok dan Korut mengatakan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen yang dikeluarkan setelah pertemuan Kim dan Xi, Kim mengatakan kepada Xi bahwa ia setuju untuk melanjutkan perundingan enam pihak.

Perundingan yang melibatkan Korut, Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), Russia, Jepang dan Tiongkok itu terakhir kali berlangsung pada 2009.

Sumber-sumber itu mengatakan ada kemungkinan bahwa Kim juga akan menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan perundingan kepada Presiden AS, Donald Trump, saat keduanya bertemu pada Mei. Namun, mereka mengatakan sama sekali belum ada kejelasan soal apakah pembicaraan enam pihak itu akan benar-benar berlanjut.

Syarat-Syarat Korut

Tiongkok selama ini merupakan sekutu terdekat Korut kendati hubungan kedua negara menjadi keruh karena ambisi Kim untuk mengembangkan senjata nuklir dan peluru kendali serta karena Tiongkok mendukung sanksi-sanksi PBB sebagai tindakan atas ambisi Korut tersebut.

Korut mengatakan dalam pembicaraan-pembicaraan sebelumnya bahwa negara itu kemungkinan akan menghentikan program senjata nuklirnya jika AS menarik pasukannya dari Korsel serta menarik apa yang disebutnya sebagai langkah pencegahan payung antinuklir bagi Korsel dan Jepang.

Sejumlah pengulas melihat kesediaan Donald Trump untuk bertemu dengan Kim sebagai kemenangan diplomatik bagi Korut, sementara AS selama bertahun-tahun bersikeras bahwa Korut harus terlebih dahulu melakukan denuklirisasi sebelum pertemuan puncak AS-Korut dapat berlangsung.

Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top