Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Kim dan Moon Bertemu di DMZ Sebelum KTT

Foto : AFP/Jung Yeon-je

dukung perdamaian korea l Anggota kelompok perdamaian wanita Korea Selatan berpartisipasi dalam rapat umum untuk mendukung KTT antar-Korea yang akan datang, di taman perdamaian Imjingak di Paju, dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea pada Kamis (26/4). Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan presiden Korea Selatan Moon, Jae-in akan bertemu di Garis Demarkasi Militer yang membagi semenanjung sebelum pertemuan puncak mereka Jumat ( 27/4) yang sarat dengan simbolisme.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, dan Presiden Korea Selatan (Korsel) akan bertemu di garis demarkasi militer (DMZ) yang memisahkan dua negara Korea itu sebelum pertemuan tingkat tinggi yang digelar Jumat (27/4). Hal itu diumumkan pihak Seoul pada Kamis (26/4) dan menyatakan bahwa pertemuan itu merupakan sebuah pencitraan.

"Presiden Moon Jae-in akan menyapa tamunya di garis perbatasan antara dua Korea di DMZ," kata kepala Sekretaris Kepresidenan Korsel, Im Jong-seok.

Disebutkan oleh Im bahwa saat Kim melangkah melewati garis perbatasan, maka momentum itu amat bersejarah karena untuk pertama kalinya seorang pemimpin Korut menginjakkan kakinya di Korsel sejak berakhirnya Perang Korea 65 tahun lalu. Pertemuan pemimpin Korut dan Korsel kali ini merupakan yang ke-3. Pada 2000 dan 2007, Presiden Korsel pernah berkunjung ke Pyongyang.

Pertemuan Moon dan Kim amat ditunggu hasilnya karena selain bisa jadi solusi bagi krisis di Semenanjung Korea, kesuksesan pertemuan antar-Korea ini akan kian membuka jalan bagi KTT lainnya antara Kim dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Program senjata nuklir Korut akan jadi agenda utama pertemuan tingkat tinggi antar-Korea. KTT ini diharapkan akan memunculkan denuklirisasi di Semenanjung Korea serta perdamaian antara Korsel dan Korut dengan diakhirinya Perang Korea 1950-1953.

Korut diketahui amat pesat mengembangkan program persenjataan nuklir di era kepemimpinan Kim Jong-un. Program nuklir Korut diwariskan oleh ayah Kim yaitu Kim Jong-il.

Tahun lalu, Korut telah melakukan uji coba nuklir untuk ke-6 kalinya dan meluncurkan misilbalistik yang diklaim Pyongyang bisa mencapai daratan AS. Hal itu mengakibatkan aksi saling ancam antara Kim dan Trump.

Saat terselenggara Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Presiden Moon mencoba meraih kesempatan ini untuk membuka dialog antara Kim dan dirinya, juga dialog antara Kim dengan Trump.

Menurut Im, jalannya KTT antar-Korea akan berjalan alot dan jika terjadi kesepakatan denuklirisasi, maka hasilnya akan berbeda dengan hasil perundingan yang pernah terjadi pada era '90-an dan awal 2000 lalu. "Kecanggihan teknologi yang diraih Korut jadi penyebabnya,"ucap Im.

Syarat Korut

Sebelumnya, Korut mensyaratkan denuklirisasi bisa dilakukan jika pasukan AS ditarik dari Korsel dan AS mengakhiri payung perlindungan nuklir di negara-negara sekutunya. Menurut Kim Hyun-wook, seorang profesor dari Korea National Diplomatic Academy, isu denuklirisasi serta syarat yang diajukan Korut tak akan bisa diputuskan dalam KTT antar-Korea. "Korut pertama-tama ingin mendapatkan tawaran yang menguntungkan pihaknya yaitu jaminan keamanan bagi rezimnya," kata Kim Hyun-wook. "Semua itu baru bisa terjadi dalam KTT AS-Korut dan janji denuklirisasi tak akan mudah dilaksanakan sebelum ada pembicaraan yang konkret mengenai hal itu," imbuh dia.

Selain denuklirisasi, agenda KTT antar-Korea juga akan membahas soal diakhirinya Perang Korea 1950-1953. Isu pembahasan lainnya yaitu reuni keluarga Korea yang terpisah akibat konflik.

Jika pertemuan tingkat tinggi antar-Korea akan menghasilkan kesepakatan, Im mengatakan bahwa kesepakatan itu akan dijadikan Deklarasi Panmunjom. Selain melakukan perundingan, Presiden Moon Jae-in bersama Kim Jong-un akan menanam pohon simbol perdamaian di perbatasan serta melakukan perjamuan makan malam bersama sebelum Kim kembali ke Korut.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top