Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kilau Emas Meredup Jelang Rilis Data Inflasi AS

Foto : ANTARA/REUTERS/Leonhard Foeger/aa.

Ilustrasi - Batangan emas di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria di Wina, Austria.

A   A   A   Pengaturan Font

CHICAGO - Harga emas kembali tergelincir pada akhir perdagangan Senin (13/2) waktu Chicago, Amerika Serikat (AS) atau Selasa (14/2) pagi WIB, memperpanjang kerugian hari ketiga berturut-turut, karena para pedagang menunggu lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dari data inflasi utama yang akan dirilis hari ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, merosot 11 dollar AS atau 0,59 persen menjadi ditutup pada 1.863,50 dollar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tingkat tertinggi sesi 1.877,20 dollar AS dan terendah 1.860,80 dollar AS.

Emas berjangka jatuh 4,0 dollar AS atau 0,21 persen menjadi 1.874,50 dollar AS pada Jumat (10/2/2023), setelah jatuh 12,20 dollar AS atau 0,65 persen menjadi 1.878,50 dollar AS pada Kamis (9/2/2023), dan terdongkrak 5,9 dollar AS atau 0,31 persen menjadi 1.890,70 dollar AS pada Rabu (8/2/2023).

Investor menyesuaikan posisi di tengah kegugupan menjelang Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, karena gambarannya akan menjadi lebih jelas setelah data inflasi Januari dirilis.

Pembacaan indeks harga konsumen Selasa diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut di mana suku bunga berpotensi mencapai puncaknya di AS. Sementara inflasi diperkirakan akan turun lebih jauh pada Januari dari bulan sebelumnya, namun masih dalam tren di tingkat yang relatif tinggi.

Ekspektasi pasar adalah bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga, mendorong suku bunga di atas 5,0 persen dalam beberapa bulan mendatang, kemudian mempertahankannya hingga setidaknya tahun 2024. Beberapa bahkan bertaruh bahwa suku bunga dapat bergerak lebih tinggi hingga 6,0 persen atau lebih.

Kenaikan suku bunga menjadi pertanda buruk bagi emas dan aset-aset lain yang tidak memberikan imbal hasil. Penguatan dollar, yang diuntungkan dari suku bunga yang lebih tinggi, juga membuat logam kuning lebih mahal untuk pembeli dengan mata uang lainnya.

Sementara itu, dollar AS merosot pada perdagangan Senin (13/2/2023) ketika para pelaku pasar menunggu laporan inflasi utama dengan indeks dollar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,26 persen menjadi 103,3630, memberikan dukungan terhadap emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 22,3 sen atau 1,01 persen, menjadi menetap pada 21,852 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terangkat 7,60 dollar AS atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 959,40 dollar AS per ounce.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top