Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Ekonomi - Tekanan Kenaikan Harga pada Enam Bulan ke Depan Diprediksi Meningkat

Keyakinan Konsumen Melemah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kondisi perekonomian saat ini dari perspektif konsumen melemah. Bahkan, hingga enam bulan ke depan, kondisi perekonomian diperkirakan penuh tantangan, salah satunya adalah potensi kenaikan harga. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2019 tercatat sebesar 124,8 poin, lebih rendah dibandingkan catatan pada bulan sebelumnya sebesar 126,4 poin.

Meski demikian, BI menilai capaian tersebut masih tetap berada pada level optimistis. "Optimisme konsumen yang tetap terjaga itu ditopang oleh ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan yang membaik, yang terindikasi oleh Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) yang meningkat sejalan dengan tetap kuatnya ekspektasi konsumen terhadap kenaikan penghasilan ke depan," kata Departemen Komunikasi BI dalam info terbarunya tentang hasil survei konsumen di Jakarta, Selasa (6/8).

Sementara itu, Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) tercatat melemah dari bulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh menurunnya keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja. Dekom BI menyampaikan hasil survei juga mengindikasikan tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang yakni pada Januari 2020 diperkirakan meningkat.

Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 6 bulan mendatang sebesar 174,9, meningkat dari 170,3 pada bulan sebelumnya. Menurut BI, peningkatan itu disebabkan oleh tingginya permintaan pada awal tahun yang berdampak pada kenaikan harga barang.

Pertumbuhan Melambat

Survei tersebut disampaikan berselang sehari setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pelambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2019. Data terbaru BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi sepanjang April-Juni 2019 mencapai 5,05 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian pada triwulan I-2019 sebesar 5,07 persen dan triwulan II-2019 sebesar 5,27 persen. Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang triwulan II-2019 akibat perlemahan pada sektor ekspor dan impor.

"Ini benar-benar hubungannya dari perdagangan ekspor dan impor," katanya, di Jakarta, awal pekan ini. Meski demikian, Darmin optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2019 sesuai target dalam APBN sebesar 5,3 persen.

mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top