Keuntungan Tanaman saat Bersimbiosis dengan Jamur
Foto: ISTIMEWAMengembangkan hubungan simbiosis antara jamur dengan tanaman tidak hanya membuat tanaman menjadi lebih toleran terhadap penyakit. Simbiosis ini juga dapat membantu atau berkontribusi pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Demikian kesimpulan dari sebuah studi yang dilakukan barubaru ini oleh para ilmuan di University of Gothenburg, Jerman.
Sebagian besar tanaman bisa membentuk simbiosis dengan jamur untuk mendapatkan nutrisi kunci. Jamur pada gilirannya mendapatkan karbohidrat yang dihasilkan melalui fotosintesis tanaman. Simbiosis jenis ini disebut mikoriza arbuskular dan sangat penting bagi pertanian berkelanjutan karena membantu tanaman memanfaatkan fosfat dengan lebih baik dalam pupuk.
"Simbiosis ini sangat penting karena kebocoran fosfat dari ladang pertanian berkontribusi terhadap eutrofikasi sungai, danau dan laut yang berbahaya," kata Cornelia Spetea Wiklund, profesor pada Departemen Ilmu Biologi dan Lingkungan, Universitas Gothenburg. Dari riset tersebut menyimpulkan bahwa simbiosis antara jamur dan tanaman mampu melindungi dari kekeringan dan penyakit.
Simbiosis jamur juga membuat tanaman lebih toleran terhadap penyakit tertentu dan faktor lingkungan seperti kekeringan. Agar bisa belajar bagaimana memanfaatkan simbiosis dengan lebih baik di pertanian, para peneliti telah meneliti apa yang menyebabkan peningkatan ketahanan tanaman.
Salah satu mekanisme yang terlibat tampaknya adalah bahwa jamur meningkatkan kadar beberapa hormon tanaman di akar dan tunasnya. "Studi tentang jamur Medicago truncatula menunjukkan bahwa sintesis dan pemberian sinyal dua hormon tanaman penting meningkat pada tanaman yang membentuk simbiosis ini," kata Lisa Adolfsson, peneliti di Departemen Ilmu Biologi dan Lingkungan, Universitas Gothenburg.
Salah satu hormon (ABA) membuat tanaman lebih tahan kekeringan, karena mengurangi penguapan air melalui stomata daun. Hormon lain (jasmonate) membantu meningkatkan produksi zat sekunder yang melindungi tanaman terhadap stres dan penyakit.
Efek Hormonal Dengan mengukur kadar berbagai zat dalam tunas kacang polong, yang hidup dalam simbiosis dengan jamur, dan menggabungkan hasilnya dengan penelitian genetik berskala besar, para peneliti telah menemukan bahwa kadar zat sekunder (flavonoid dan terpenoid) meningkat di tunas sebagai hasil dari peningkatan kadar hormon.
"Ini adalah temuan menarik yang mungkin menjelaskan peningkatan toleransi terhadap berbagai faktor stres dan penyakit," kata Spetea Wiklund. Jadi, hasilnya menunjukkan bahwa simbiotik jamur mempengaruhi kadar hormonal tanaman.
'Medicago truncatula kacang polong digunakan sebagai model kacang polong lainnya. Akibatnya, temuan ini dapat diterapkan pada tanaman komersial penting seperti kedelai, " kata Adolffson.
nik/berbagai sumber/E-6
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Kasad: Tingkatkan Kualitas Hidup Warga Papua Melalui Air Bersih dan Energi Ramah Lingkungan
- 3 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 4 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 5 Tak Tinggal Diam, Khofifah Canangkan Platform Digital untuk Selamatkan Pedagang Grosir dan Pasar Tradisional
Berita Terkini
- Conan O'Brien akan Jadi Pembawa Acara Oscar 2025
- Sabrina Carpenter Kejutkan Penonton dengan Hadirkan Christina Aguilera
- PM Ishiba Tegaskan Aliansi Jepang dan AS Penting untuk Hadapi Ketegangan Global
- Indonesia Bisa Meniru Ini, Ilmuwan Tiongkok Temukan Metode Baru untuk Tingkatkan Rasa Manis Tomat
- Isyana Sarasvati Buka Konser Tunggalnya dengan Penampilan Lagu Seriosa