Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Covid-19 I Pendapatan Semua Kelompok Masyarakat Turun

Ketimpangan Diperkirakan Semakin Dalam

Foto : Sumber: BPS – Litbang KJ/and - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

» Gini ratio diperkirakan akan meningkat dari 0,381 pada Maret 2020 karena penduduk miskin bertambah.

» Distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,73 persen.

JAKARTA - Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur dari rasio gini (gini ratio) diperkirakan akan meningkat dibanding Maret 2020 di posisi 0,381. Makin dalamnya kesenjangan itu karena jumlah penduduk miskin kembali meningkat akibat terdampak pandemi Covid-19.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Amir Uskara, di Jakarta, Kamis (28/1), mengatakan pandemi Covid-19 yang terus meningkat dipastikan akan membuat aktivitas perekonomian sulit berjalan normal karena berbagai kebijakan pembatasan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.

"Ini memang pilihan sulit, meskipun vaksinasi sudah dimulai, tetapi tetap butuh waktu untuk membuat aktivitas kembali pulih," kata Amir.

Dengan jumlah pekerja di sektor informal yang cukup besar menyebabkan mereka kehilangan pendapatan dan praktis hanya bergantung pada subsidi dan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. "Kelompok masyarakat yang kehilangan pendapatan dan hanya bergantung pada bansos ini berpotensi menjadi lebih miskin," kata Amir.

Baca Juga :
Dukung Ridwan Kamil

Selain itu, perekonomian yang berkontraksi menyebabkan tidak adanya pembukaan lapangan kerja yang baru. Di sisi lain, angkatan kerja terus meningkat setiap tahun yang memadati bursa kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat gini ratio mencapai 0,381 pada Maret 2020 atau meningkat 0,001 poin dibandingkan dengan September 2019 yang sebesar 0,380 dan menurun 0,001 poin dibandingkan dengan gini ratio Maret 2019 yang sebesar 0,382.

Gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2020 juga tercatat sebesar 0,393, naik dibanding gini ratio September 2019 yang sebesar 0,391 dan gini ratio Maret 2019 yang sebesar 0,392.

Sementara gini ratio di daerah perdesaan pada Maret 2020 tercatat sebesar 0,317, naik dibanding gini ratio September 2019 yang sebesar 0,315 dan tidak berubah dibanding gini ratio Maret 2019 yang sebesar 0,317.

Kepala BPS, Suhariyanto, beberapa waktu lalu mengatakan peningkatan gini ratio di kota maupun di desa menandakan pendapatan seluruh lapisan masyarakat mengalami penurunan. Meskipun semua menurun, namun penurunan pendapatan masyarakat di lapisan bawah lebih tajam dibandingkan yang di atas.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,73 persen. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 16,93 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah perdesaan, dengan angkanya tercatat sebesar 20,62 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.

BPS juga melaporkan persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen atau meningkat 0,56 persen dibanding September 2019 dan meningkat 0,37 persen terhadap Maret 2019.

Lembaga tersebut mencatat jumlah penduduk miskin 26,42 juta orang atau meningkat 1,63 juta orang dibanding posisi September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang dibanding Maret 2019.

Semua Turun

Hasil survei demografi juga menyebutkan Covid-19 menyebabkan pendapatan seluruh lapisan masyarakat turun. Sebanyak 7 dari 10 masyarakat berpenghasilan rendah yang disurvei mengatakan pendapatannya turun.

Sementara itu, 3 dari 10 masyarakat yang pendapatan tinggi juga mengalami penurunan pendapatan. Hal itu berarti, pandemi menghantam ke seluruh masyarakat, terutama yang lapisan bawah.

Peneliti Indef, Rusli Abdullah, baru-baru ini memperkirakan angka kemiskinan pada September 2020 naik menjadi 10,34 persen karena dampak pandemi Covid-19.

"Selama ini pemerintah berusaha menurunkan agar kemiskinan menjadi single digit, tapi gara-gara Covid-19, kemiskinan akan kembali ke double digit," katanya.

Rekan Rusli lainnya, Nailul Huda, mengatakan pandemi juga memacu angka pengangguran, sehingga pendapatan masyarakat menurun dan pada akhirnya memengaruhi daya beli dan aktivitas ekonomi berkurang dengan sendirinya.

Dia meminta agar pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengendalikan penanganan pandemi secara tuntas, sehingga masyarakat merasa aman melakukan kegiatan yang produktif. n ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top