Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ketika Jalur Antrean Penukar Uang Receh Belum Ramai

Foto : ANTARA News/Katratriana

Sambut LebaranI Petugas keamanan berjaga disamping mobil kas keliling di Lapangan IRTI Monimen Nasional di Jakarta Pusat, Rabu (15/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Lapangan IRTI Monas, Jakarta Pusat, menjadi salah satu pusat penukaran uang pecahan baru, selain Kota Tua di Jakarta Barat. Sedikitnya ada 18 mobil kas keliling beragam perbankan terparkir rapi di samping Lenggang Jakarta.

Beberapa tenda disiapkan, lengkap dengan kursi tunggu. Jalur antrean pun dibuat menghadap mobil kas keliling yang dijaga masing-masing satuan pengamanannya. Masih tiga pekan lagi, Hari Raya Idul Fitri tiba. Antrean penukar pecahan uang itu masih terlihat jarang.

Meski ada beberapa warga yang mengambil nomor antrean, tak lama mereka bisa langsung menukarkan uangnya dengan pecahan yang dikehendaki. Namun, petugas bank membatasi jumlah penukaran hanya 3,9 juta rupiah saja. Yakni, satu bundel pecahan 20 ribu, pecahan 10 ribu, pecahan lima ribu, dan di bundel pecahan dua ribu. Masing-masing bundel pecahan sebanyak 100 lembar.

"Nggak terlalu lama mengantre kok. Ambil nomor, langsung diarahkan satpam ke mobil penukaran yang kosong. Tapi sayang, hanya diperbolehkan maksimal 3,9 juta rupiah saja. Kita juga tidak bisa pilih, misalnya dua gepok pecahan yang lima ribuan," ujar warga Jakarta Timur, Sammy, di lapangan IRTI Monas, Rabu (15/5).

Pria yang bekerja di kawasan Tanah Abang ini, sengaja mampir ke lapangan IRTI hanya untuk menukarkan uang dengan pecahan kecil. Dia sengaja menukarkan jauh hari agar esok lusa bisa menukarkan lagi untuk keperluan lebaran nanti.

Penjual Uang

Tak jauh di sana, beberapa orang penjual rupiah dengan pecahan kecil berseliweran di sekitar IRTI. Mengenakan tas punggung besar, penjual uang ini begitu aktif menawarkan pecahan rupiah kepada warga. Tas punggung yang dikenakan di depan dadanya, berisikan puluhan bundel uang.

Ucok, 45 tahun, salah satunya. Dia mengaku telah 10 tahun berjualan uang pecahan kecil. Pria bertopi ini mengatakan, setiap penukaran uang hanya mendapatkan untung 10 persen dari nominal yang ditukarkan. Namun, dia enggan mengaku besar pendapatan bersih yang diterimanya setiap hari.

"Nggak tentu kalau pendapatan setiap hari. Tapi lumayan juga. Karena, setiap penukaran belum tentu juga 10 persen. Misal kamu mau tukar 100 ribu, ya lebihnya saya 10 ribu. Tapi, kalau menukarnya 10 juta, belum tentu saya dapat satu juta. Di situ ada tawar menawar," katanya.

Menurutnya, puluhan bundel uang pecahan kecil ini didapat melalui orang bank via jalur belakang. Sehingga, keuntungan yang dia dapatkan pun harus terpotong oleh oknum petugas bank yang bekerja sama dengannya.

"Kalau oknum itu enak, tidak bermodal. Nah kita, harus siapkan puluhan juta rupiah agar bisa mendapatkan pecahan lebih banyak. Risikonya pun cukup tinggi, karena kita bawa uang tunai ke mana-mana tanpa pengamanan," jelasnya.

Lain halnya dengan bandar. Ucok menjelaskan, setiap bandar bisa menyiapkan modal hingga miliaran rupiah. Uang pecahan itu hanya dibawa dengan beberapa kantong belanjaan besar. Tapi, mereka biasanya ada pengamanan tersendiri yang dia bawa. peri irawan/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top