Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Influencer Marketing

Ketika Individu Memengaruhi Keputusan Pembelian

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pada medio 2015, tak sedikit pemasar yang memanfaatkan influencer (individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian) sebagai bagian dari strategi marketing mereka. Terutama, influencer yang diambil dari ranah sosial media (sosmed). Tak mengherankan, jika influencer marketing menjadi pilihan yang popular bagi pemasar di berbagai industri.

Sejatinya, memanfaatkan influencer sosmed jauh lebih terukur. Artinya, analisis untuk mengukur keberhasilan kampanye pemasaran dengan menggandeng influencer sosmed, jauh lebih mudah. Alhasil, para pemasar berbondong-bondong menggunakan influencer marketing untuk meningkatkan brand awareness, loyalitas, product awareness, serta meningkatkan penjualan.

Belajar dari sejumlah brand yang memanfaatkan strategi influencer marketing, maka para pemasar harus mampu memperhatikan empat hal ini untuk strategi influencer marketing. Berikut beberapa diantaranya.

  1. Think Beyond Millennials

Selama ini, pemasar sering berpikir bahwa influencer marketing sebagai tools untuk menyasar pasar anak muda. Namun, hal itu telah berubah. Dengan diambil alihnya Instagram untuk Capital One, fotografer Kimberly Genevieve, Paul Octavious dan Zach Rose menunjukkan pengikut mereka totalnya mencapai lebih dari 750.000.

Saat itu, Capital One terikat proyek untuk kampanye iklan di sebuah platform. Menurut studi Instagram, 25 persen iklan justru di recall oleh mereka yang berusia antara 45 tahun dan lebih tua lagi. Pelajaran yang dapat diambil dari kasus itu adalah pemasar harus bersedia mengeksplorasi strategi influencer marketing untuk berbagai khalayak. Artinya, influencer marketing tidak selalu hanya untuk milenium.

  1. Be Unexpected

Persepsi adalah hal pertama yang dibentuk. Jaguar menggunakan hal itu untuk menyegarkan kembali cita mereknya yang selama ini terkesan tua, kaya, dan british driver (pengemudi Inggris). Oleh karena itu, Jaguar menggunakan bintang Instagram, Jaycie Duprie, fashion blogger berusia 29 tahun di belakang "Damsel in Dior", untuk mempromosikan seri F Jenis coupe. Ia pun berpose dengan mengenakan cocktail dress berwarna putih untuk mencocokkan coupe yang ramping. Jaycie pun menawarkan ide Jaguar sebagai mobil untuk bersenang-senang (fun), untuk anak muda AS seperti dirinya yang notabene memiliki lebih dari 265.000 pengikut.

Langkah itu memang bertentangan dengan merek tradisional Jaguar. Namun, upaya itu harus dilakukan demi menarik perhatian para pengendara millenial. Hasilnya, Jaguar melaporkan bahwa September menjadi bulan penjualan terbaik untuk seri F-nya. Bahkan, mampu meningkatkan 8 persen penjualan Jaguar.

  1. Think More Influencers

Mengetahui jenis konten seperti apa yang akan dikonversikan ke penjualan adalah bagian penting dari influencer marketing. Oasis Fashion menemukan bahwa ia dapat mengambil berbagai jenis konten dari berbagai influencer, bukan dari sedikit influencer. Bahkan, terkadang brand mendapatkan hasil terbaik dengan sedikit memberikan bimbingan dan arahan kepada para influencer mereka.

Pelajarannya, pelanggan Anda tentu bervariasi, baik dari sisi kepribadian, minat, dan gaya mereka. Oleh karena itu, bekerja dengan sekelompok influencer yang dapat berhubungan dengan audiens yang berbeda dengan cara yang meaningful tentu menjadi lebih efektif daripada hanya memilih satu atau dua influencer yang berpengikut besar.

  1. Engage Your Customers

Kadang-kadang pendukung terbaik adalah pelanggan Anda sendiri. Brand Lululemon menemukan bahwa antusiasme konsumen yang paling aktif dapat menghasilkan hasil yang inspiratif. Menggunakan platform Olapic untuk mengumpulkan foto dengan hastag #TheSweatLife, perusahaan dengan mulus mampu menarik foto secara bersamaan hingga lebih dari 7.000 pelanggan berpengaruh, bahkan mampu menarik 40.000 selama sembilan bulan. Kampanye itu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan Lululemon, lantaran kampanye tersebut mampu menciptakan engagement dengan audience-nya. yzd/R-1

Edukasi Pemegang Merek, Agency, dan Influencer

Sementara itu, Gushcloud International, perusahaan influencer marketing dan entertainment, telah bekerjasama dengan perusahaan yang berasal dari Los Angeles bernama CreatorUp, perusahaan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pelatihan mengenai digital media yang telah tersertifikasi diseluruh dunia.

Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan ini akan mengakselerasikan pakar influencer marketing di daerah dengan membuat cara pengalaman belajar yang unik untuk para brand managers, digital strategist dan media planners. Sementara itu, Gushcloud dan CreatorUp akan mengembangkan influencer academy program untuk menguatkan para pembuat konten guna mewujudkan pendapatan baru agar tetap relevan dalam pemasaran digital.

CreatorUp mengembangkan dan mengimplementasikan pelatihan pemasaran untuk digital landscape, melayani merek dagang dan agency yang memiliki rencana untuk memaksimalkan jangkauan mereka, serta influencer yang ingin tumbuh dengan audiens mereka. Dengan track record yang kuat di AS, APAC dan Eropa, CreatorUp mengkhususkan diri dalam melokalisasi praktik global ke setiap pasar, membantu pemegang merek, para agency dan influencer berhasil dalam tujuan bisnis dan pemasaran mereka.

" Dengan lebih dari 1 miliar jam dari konten yang disaksikan secara global di Youtube, saat ini pemegang merek mengeluarkan biaya lebih banyak pada digital media dibanding dengan sebelumnya. Namun, dengan pemasaran digital yang terus berkelanjutan, sangat penting untuk terus mengikuti tren terkini dan praktik terbaik di kawasan ini," ujar Mike Tringe, CEO CreatorUp.

Pada kerja sama ini Gushcloud akan menyediakan jaringan pelatihan mengenai influencer marketing, dan pemasaran. Melalui program ini, Gushcloud bertujuan mendidik industri yang mencakup pemegang merek, agency dan pemerintahan, mengenai cara menggunakan influencer marketing secara efektif sebagai bagian dari keseluruhan strategi pemasaran.

Dimulai pada Januari 2018, Gushcloud bersama CreatorUp menghadirkan pengalaman belajar offline ke online yang unik dan berfokus pada:

  1. Video Content Strategy

Mempelajari strategi video multi platform dengan tujuan pemasaran apa pun

  1. Influencer Marketing Strategy

Pemegang merek akan diajarkan tentang bagaimana strategi mencapai target mereka melalui pemilihan influencer

  1. Cross Platform Distribution and Optimisation

Mencapai sinergi konten video diseluruh platform media sosial

"Kami percaya dengan berinvestasi pada perusahaan brand strategis maupun influencer itu sendiri akan mempercepat pertumbuhan industri di kawasan ini. Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat menciptakan standar serta praktik umum di industri influencer marketing," ujar Ng Siang Hang, COO Gushcloud International.

Program ini dimulai di Singapura dan Indonesia, kemudian dilanjutkan ke negara bagian lainnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina. Pemegang merek, agency dan pemerintahan yang tertarik dalam program ini dapat mencari informasi lebih lanjut di https://www.influenceup.co/ . yzd/R-1

Komentar

Komentar
()

Top