Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Object of Desire

Ketika Fesyen Bertemu Perhiasan

Foto : dok. plaza indonesia
A   A   A   Pengaturan Font

Masih dalam pagelaran pameran perhiasan Object of Desire yang diselenggarakan Plaza Indonesia. Kali ini brand perhiasan terkenal Tiffany and Co memamerkan rancangan terbarunya dan berkolaborasi dengan desainer muda Indonesia, Wilsen Willim.

Tiffany yang terkenal dengan koleksinya yang simpel, menawarkan penampilan mengenakan perhiasan yang mewah namun dapat disesuaikan dengan acara-acara yang lebih santai dan tidak menghilangkan kemewahannya.

Ia membawakan koleksi mulai dari kalung, gelang, cincin, hingga anting dengan desain seminimalis mungkin sehingga dapat dikenakan siapa saja dan di mana saja. Hal itu memang menjadi target perhiasan asal Amerika Serikat ini, yaitu dengan terus mengusung konsep yang minimalis dan modern, agar dapat menarik perhatian orang-orang muda, mengingat perhiasan lebih sering dikenakan oleh orang yang lebih tua.

Sementara Wilsen merancang busana kekinian dengan pola geometris, yang menurutnya cocok dengan koleksi perhiasan Tiffany and Co. Ia menggunakan kain tenun Garut sebagai bahan pada beberapa koleksinya kali ini. "Jadi bagaimana kain tenun dapat kelihatan lebih modern," tutur Wilsen.

Ada alasan sendiri ia memilih tenun garut, karena ia melihat tenun Garut memiliki kilau yang berbeda dan cocok dipadupadankan dengan bahan lainnya seperti organdi, leather, sutra dan katun. Untuk siluetnyasendiri, Wilsen memilih potong-potongan klasik yang diharapkan dapat dipakai selama sepuluh dekade mendatang. Ia juga banyak memakai potongan yang terinspirasi dari negeri Sakura, seperti bentuk kimono dan obi. "Karena potongan kimono itu sudah tidak asing lagi di Indonesia, jadi harus ada," kata Wilsen. gma/R-1

Padupadan Tenun dan Tabrak Motif

Sementara itu, pada kesempatan berbeda, Passion Prive bekerjasama dengan Ikat by Didiet Maulana memadukan berbagai macam potongan dalam satu look untuk penampilannya ini. Pada satu look dapat terlihat model mengenakan potongan yang berbeda, mulai dari atasan, bawahan, luaran, dengan gaya bertumpuk-tumpuk. Itu karena Didiet pribadi ingin menunjukan inspirasi baru melalui tabrak lari motif.

"Karena temanya memang mix and match. Jadi kita juga ingin menunjukan bahwa tabrak lari motif sedang susah dan itu menjadi inspirasi baru dalam membuat satu tampilan untuk tenun," jelas Didiet.

Selain itu, ia menceritakan kalau zaman dahulu, tenun selalu dipadukan dengan sesuatu yang polos atau sesuatu yang lebih kalem karena tenun sendiri sudah kaya akan motif dan warna-warna yang cenderung terang. Hingga sedikit sekali ada yang memadupadankan antara tenun dengan sesuatu yang bermotif juga. Maka dari itu, Didiet berinisiatif untuk memadukan tenun ikat dengan tenun lagi dan bahkan ada pula yang dipadukan dengan kain lurik.

"Sehingga perpaduannya itu jadi out of the box-lah," katanya.

Belum lagi dalam pergelaran kali ini, koleksinya harus berkolaborasi dengan merek perhiasan. Diutarakan Didiet, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri baginya, untuk memadukan antara tenun dengan sesuatu yang berkilauan seperti perhiasan. Maka dari itu sekarang ia berusaha memberikan inspirasi bahwa perhiasaan yang modern jika dipadukan sesuatu yang Indonesia dapat menciptakan suatu tampilan baru. "Tidak melulu kalau harus dateng ke pesta melulu dengan baju yang berpayet, tetapi juga mungkin bisa dipadu padankan yang menarik dan kita tinggal padukan dengan penggunaan aksesoris seperti berlian sehingga menjadi suatu tampilan yang mewah juga," jelas Didiet.

Ia menambahkan, banyak permintaan padanya untuk menggunakan tambahan payet pada koleksinya. Namun Didiet menjadikan perhiasan pada kolaborasinya kali ini dengan Passion Prive sebagai pengganti payet untuk memberikan tampilan anggun dan mewah.

Didiet pun memberikan tips untuk memadukan pakaian dengan perhiasan agar tidak terlihat terlalu mencolok. "Yang penting harus saling menunjang, jangan ada entah itu baju atau perhiasannya yang dua-duanya mau terlihat mencolok," sarannya.

Semisalnya menggunakan tenun yang sudah ramai akan motif, maka aksesorisnya tidak perlu yang terlalu heboh dan berat, cukup berkilau saja. Begitupun berlaku pada pakaian tradisional lainnya seperti kebaya atau baju kurung. Selain itu, saat ini juga tengah menjadi tren perhiasan yang beberapa tahun ini mengadaptasi dari tampilan perhiasan antik Nusantara. Dan tentunya hal itu sangat membantu menambah penampilan tradisional karena semakin terlengkapi nuansa khas Indonesia. gma/R-1

Memilih Bra yang Tepat

Pada kesempatan berbeda, brand lingerie terkenal Victoria's Secret resmi membuka gerainya di Indonesia secara penuh. Victoria's Secret memang sudah tidak asing namanya bagi penikmat fashion Indonesia dan telah memiliki beberapa gerai di seluruh Indonesia. Namun kala itu mereka hanya menawarkan aksesoris dan produk kecantikan.

Diungkapkan oleh Jessica Sutanto, Marketing Manager Valiram Group, partner dari Victoria's Secret, selama pembukaannya lima tahun terakhir ia ingin menciptakan branding terlebih dahulu di masyarakat sebelum akhirnya membawa penuh termasuk koleksi pakaian dalam dan lingerienya.

"Sebenarnya basis kita aksesoris dan kecantikan karena kami ingin mendapat pasarnya terlebih dahulu. Ketika orang lain sudah mengetahuinya dan ada permintaan untuk membuka, barulah dapat terwujud," kata Jessica.

Tak hanya sekedar berbisnis saja, Jessica juga mengatakan bahwa dibukanya Victoria's Secret ini sekaligus menjadi tempat edukasi untuk perempuan guna mengetahui ukuran payudaranya yang tepat.

Hal itu dikarenakan 80 persen perempuan Asia salah dalam memilih bra. Apalagi, bra yang salah dapat berdampak pada bentuk tubuh seseorang. "Sekitar 80 persen perempuan Asia salah memilih ukuran bra dan itu akan membentuk tubuh kita. Maka dari itu, kita ingin menjadi pionir untuk mencari ukuran bra yang tepat," ujarnya.

Pengunjung pun dapat melakukan pengukuran payudara dan menemukan jenis bra yang tepat, sebuah pengalaman belanja yang berbeda dari biasanya. Dan dikatakankan oleh Jessica, bahwa pengukuran payudara ini gratis dan pengunjung tidak harus melakukan transaksi pembelian. "Boleh saja datang dan bilang, mbak saya mau mengukur saja tetapi tidak beli. Karena kami ingin mengedukasi perempuan agar tidak salah dalam pemilihan bra," tutupnya. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top