Ketidakpastian Ekonomi Global Meningkat
Gubernur BI, Perry Warjiyo
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperingatkan ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat. Meski demikian, bank sentral tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 di level 2,7 persen.
"Pergeseran komposisi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 ini semakin menguat meskipun secara keseluruhan 2023 ini pertumbuhan ekonomi global masih sama sesuai perkiraan sebelumnya yaitu 2,7 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/8).
Perry menuturkan pergeseran pertumbuhan itu terjadi dengan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang lebih rendah akibat keyakinan pelaku ekonomi yang melemah serta utang rumah tangga yang tinggi sehingga menurunkan konsumsi dan kinerja properti yang turun dan juga berdampak kepada investasi di kawasan lain.
- Baca Juga: Raih Kinerja Positif
- Baca Juga: Rehabilitasi Irigasi Pacu Produksi Pertanian
Selain itu, ekonomi Eropa juga melemah dipicu oleh dampak eskalasi ketegangan geopolitik khususnya antara Rusia dan Ukraina. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih baik dari perkiraan semula dipengaruhi oleh konsumsi yang membaik ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan yang tinggi.
Sementara itu, tekanan inflasi negara maju masih tinggi dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, sedangkan inflasi di negara berkembang telah menurun. Hal tersebut diperkirakan mendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR) Amerika Serikat.
Menurut dia, berbagai perkembangan tersebut semakin menaikkan ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran modal ke negara berkembang lebih selektif. "Tekanan nilai tukar di negara berkembang meningkat, sehingga memerlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi risiko rambatan global tersebut, termasuk di Indonesia," ujarnya.
Penggerak Domestik
Selain itu, BI juga mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,5-5,3 persen dengan dukungan konsumsi domestik. Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tinggi terutama di sektor-sektor jasa, sektor-sektor tersier, perdagangan, transportasi, pergudangan, akomodasi, makan minuman.
Perry menuturkan permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan menjadi penopang sumber pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Indonesia 2024 juga diperkirakan berada di posisi 4,7 sampai 5,5 persen.
Saat ini inflasi terus menurun dan diperkirakan pada 2024 juga akan terkendali ke sasaran dua setengah plus minus satu persen. Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2023 tercatat sebesar 5,17 persen secara year on year (yoy), meningkat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy). Sumber pertumbuhan terutama dari kuatnya permintaan domestik.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Wamensos Sebut Instrumen untuk Makan Bergizi Gratis Sudah Kuat
- BGN Sebut Hasil Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dievaluasi Secara Berkala
- Ini Klasemen Liga Inggris: Liverpool Naik Puncak, Forest Tembus Tiga Besar
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras