Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konversi Kendaraan

Ketersediaan SPKLU Mendesak Diperbanyak

Foto : ANTARA/ Reno Esnir

Petugas menunjukan cara pengisian daya listrik untuk kendaraan bermotor, di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), di kawasan Fatmawati, Jakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pengamat Transportasi dari Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menilai kendaraan listrik belum massal karena ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) belum memadai.Makanya, mendesak untuk memperbanyak SPKLU.

"Kendaraan listrik belum bisa bepergian jauh karena masih tergantung pada sumber energinya," kata Djoko saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (21/11). Djoko mengatakan seharusnya pemerintah menyediakan SPKLU di seluruh Jakarta.

Selain itu, juga tempat-tampat lain sepert rest area diperbanyak karena hanya ada SPKLU. Kalau ada 20 kendaraan yang mau menambah daya, kapan selesainya. "Itulah sebabnya, untuk sekarang kendaraan listrik tidak bisa dipergunakan jarak jauh. SPKLU jauh dari kebutuhan," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Climate Impact Associate Yayasan Indonesia Cerah, Diya Farida, mengatakan keberadaan kendaraan listrik dapat mengurangi polusi udara. Sebab menurut penelitian, polutan yang dihasilkan mobil listrik lebih rendah dari mobil-mobil konvensional.

"Masalahnya, di Indonesia ini sumber listrik masih menggunakan energi fosil juga," ujar Diya.Diya menambahkan, kalau dilihat dari fungsi kendaraan listrik dipastikan dapat mengurangi polusi udara. Namun kalau sumber listriknya masih memakai batu bara, perlu dikaji kembali.

Menurut Diya, kebijakan mobil listrik kalau tujuannya untuk menjadikan lingkungan bersih, harus ada gerakan menyeluruh, bukan hanya parsial dengan mengadakan mobil listrik. "Tapi mesti diatur penggunaan sumber listriknya. Kalau sumber listrik masih dari dari PLTU yang menggunakan batu bara, akan lahir energi kotor," ucap Diya.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono mengatakan secara bertahap kendaraan umum seperti Transjakarta akan dikonversi ke mobil listrik. Dia juga mengungkapkan bahwa dua tahun ke depan sudah dianggarkan untuk membeli kendaraan listrik.

Selain itu, Heru akan terus memperkuat koordinasi untuk kerja sama dengan stakeholders agar bisa menyiapkan berbagai hal tetkait penggunaan kendaraan listrik secara massal.Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, akan mempromosikan kendaraan listrik, khususnya kendaraan roda dua, selama empat pekan ke depan.

"Kendaraan tersebut tidak meninggalkan emisi. Secara bertahap mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan bakar fosil," ujar Budi Karya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top