Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Pertanian | Indonesia Perlu Tumbuhkan 60-70% Bahan Pangan Ketimbang saat Ini

Ketahanan Pangan Butuh Terobosan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan ketahanan pangan ke depan. Karena itu, permasalahan tersebut perlu menjadi pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pangan.

"Pola kondisi iklim semakin sulit diperkirakan dan semakin ekstrem. Serangan hama dan penyakit juga menjadi semakin ganas," kata Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sri Raharjo, dalam Puncak Peringatan Dies Natalis UGM yang dipantau di Jakarta, Senin (19/12).

Tantangan lainnya, lanjutnya, meliputi peningkatan proporsi penduduk usia lanjut, konsumen pangan yang makin peduli terhadap pengaruh pangan bagi kesehatan, dan tuntutan pemenuhan kebutuhan pangan spesifik bagi setiap individu. "Tantangan selanjutnya adalah peningkatan penghasilan penduduk yang membutuhkan penyediaan pangan dan layanan penyajian makanan yang semakin beragam menyesuaikan gaya hidup," katanya.

Pemasaran dan distribusi pangan juga akan semakin luas hingga menembus batas antarnegara. Perluasan distribusi pangan berpotensi meningkatkan pangsa pasar produk lokal, tapi di sisi lain hal ini menimbulkan kompetisi yang semakin ketat dengan produk dari negara lain.

"Yang menjadi tantangan sekarang dan ke depan adalah bagaimana menghasilkan pangan yang cukup dan beragam terutama untuk memenuhi kebutuhan Indonesia yang jumlah penduduknya besar dan terus meningkat," katanya.

Indonesia diperkirakan perlu menumbuhkan 60 sampai 70 persen lebih banyak bahan pangan daripada jumlah yang telah ditumbuhkan saat ini, baik dengan luas lahan yang sama maupun dengan lahan yang semakin berkurang. "Daya dukung sumber daya alam yang tersisa cenderung makin berkurang. Selain itu, kondisi saat ini penggunaan sumber daya air sudah terlalu besar, pencemaran air makin meluas, dan emisi gas rumah kaca harus dikurangi," ucapnya.

Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan pangan ke depan, lahan kosong perlu dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan pangan, produktivitas hasil pertanian perlu ditingkatkan, dan penggunaan sumber daya alam juga perlu dibuat lebih efisien. Pola konsumsi makanan ke arah yang lebih menyehatkan perlu ditingkatkan, sementara kegagalan hasil pertanian dan jumlah makanan yang berakhir jadi lembah perlu dikurangi.

"Penerapan kebijakan alternatif tersebut diperkirakan dapat meningkatkan ketersediaan pangan bahkan capai 100 persen dengan tetap meminimalisir dampak terhadap lingkungan," ucapnya.

Optimalisasi Rawa

Sementara itu, pemerintah terus mendorong produktivitas melalui ekstensifikasi pertanian berupa optimalisasi lahan rawa. Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab menyampaikan pengembangan lahan rawa untuk ditanami padi di Sumatera Selatan (Sumsel) sangat potensial.

Sumsel merupakan Provinsi dengan potensi rawa yang cukup besar dengan luas lahan rawa 1,4 juta hektar dan baru dimanfaatkan seluas 470.602 hektar (Ha). "Untuk itu diharapkan pengembangan pertanaman padi di lahan rawa terus dilakukan," ungkap Ismail di Jakarta, Senin (19/12)

Dia menerangkan pemanfaatan lahan rawa sebetulnya telah di lakukan sejak dulu denan cara-cara tradisional untuk itu di perlukan inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi di lahan rawa.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top