Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peningkatan Kemampuan

Kesantunan Siswa Bermedia Digital Belum Tertangani

Foto : ISTIMEWA

Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, dalam siaran webinar, di Jakarta, Jumat (2/4).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kesantunan dan karakter pelajar jadi salah satu isu penting dalam disrupsi digital, terutama dalam memanfaatkan media digital. Namun, pada kenyataannya hal tersebut belum tertangani secara serius.

"Isu kesantunan dan karakter ini saya kira juga bagian dari disrupsi digital, bahkan bisa menjadi sangat permanen dan fundamental sehingga sangat penting menjadi bagian dari program pendidikan kita," ujar Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, dalam siaran webinar, di Jakarta, Jumat (2/4).

Totok menyebut elemen inti dari pendidikan adalah karakter. Menurutnya, pendidikan tanpa karakter bukanlah pendidikan yang sesungguhnya sehingga karakter penting bahkan di masa disrupsi teknologi.

"Kemudian, kalau elemen inti dari pendidikan itu disruptif, kemudian kita menganggap bahwa seolah-olah itu tidak ada, itu saya kira sebuah kesalahan besar," jelasnya.

Harus Ditingkatkan

Lebih jauh, Totok menegaskan, kesantunan pelajar dan mahasiswa dalam pemanfaatan media digital harus ditingkatkan. Menurutnya, Perubahan sistem nilai dalam hal kesopanan, baik atau tidak baik, ada pijakan yang lebih jelas.

Dia menambahkan Indonesia sarat keragaman budaya sehingga. Hal tersebut perlu dijunjung dan dikedepankan dalam setiap aktivitas baik lokal, nasional, maupun internasional.

"Boleh Anda mengglobal, bergaul dengan siapa pun, tetapi pijakan niai-nilai ke-Indonesiaan-nya jangan dilupakan, jangan terbawa arus apalagi yang negatif," ucapnya.

Plt Kepala Pusat Penelitian Kebijakan, Kemendikbud, Irsyad Zamjani, menyebut hasil survei Microsoft di Asia Pasifik yang secara ringkas mengatakan bahwa tingkat kesantunan digital (digital civility) dari masyarakat Indonesia paling rendah se-Asia Tenggara. Hal tersebut harus jadi bahan masukan, terutama untuk memperkuat pendidikan karakter dalam konteks kebijakan.

Irsyad menambahkan bahwa media sosial telah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari, terutama bagi pelajar dan mahasiswa.

"Untuk itu, kesantunan dalam memanfaatkan media digital, khususnya media sosial perlu ditekankan dalam pendidikan karakter, terutama di zaman digital saat ini," imbuhnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top