Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengumuman PPDB

Kesabaran Berbuah Sekolah Idaman

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

"Sudah lihat pengumuman PPDB belum? Alhamdulillah, anak saya diterima di almamater kita dulu," ujar Febrinaldy, seorang warga Gandaria sambil menyebutkan nama salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) "favorit" di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Rasa bersyukur Febri ini sangat wajar karena sejak hari Senin (24/6) dirinya tidak kenal lelah memantau daftar penerimaan online (daring) di beberapa SMPN di kawasan Mayestik, Kebayoran Baru. Meskipun jarak rumahnya dengan sekolah tidak sampai 1 kilometer, Febri tetap khawatir kalau nama anaknya turun peringkat karena digeser nama anak lain yang rumahnya lebih dekat.

Pengumuman hasil seleksi PPDB untuk wilayah DKI Jakarta telah dilakukan pada hari Rabu (27/6) mulai pukul 17.00. Pengumuman disyaratkan harus dilaksanakan secara terbuka melalui situs penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara daring dan di sekolah yakni dipasang di beberapa tempat yang mudah dilihat masyarakat.

Untuk dapat melihat hasil seleksi PPDB secara daring, orang tua dan calon siswa dapat dengan mudah mengakses dan mengetahui hasil tanpa membutuhkan nama pengguna maupun sandi (password).

"Akhirnya dapat juga sekolah, memang kudu sabar," tulis Nabilla Syavitri di status WhatsApp-nya. Bella, perempuan 28 tahun ini biasa dipanggil, mengaku tenang anaknya diterima di SDN Grogol Utara 5 melalui jalur nonzonasi. Menurut Bella, orang tua harus rajin dan bersabar melihat nama anaknya naik, turun, atau bahkan menghilang dari daftar sekolah pilihan. Nantinya, menurut Bella, sistem akan menempatkan nama calon murid di sekolah yang paling memungkinkan buat sang anak.

Kebahagiaan Bella dan Febrinaldy, belum bisa dimiliki oleh semua orang tua yang anaknya dikenai sistem zonasi. Aris misalnya mengeluhkan nama anaknya yang berada di peringkat 195 pendaftar di SMPN 4 Tangerang Selatan, sementara daya tampung sekolah tersebut untuk sistem zonasi hanya 85 orang. Padahal rumahnya hanya berjarak 1,5 kilometer dari sekolah.

"Kalau seperti ini, bisa-bisa isi SMPN 4 hanya orang-orang yang rumahnya nempel dengan sekolah," ujar warga Reni Jaya ini. Aris meragukan tingkat kemampuan siswa yang hanya berdasarkan jarak tersebut. "Saya dengar sekarang banyak siswa SMPN 4 tidak naik kelas karena tidak kuat mengikuti pelajaran. Akibatnya juga menurunkan mutu sekolah," lanjutnya.

Tidak hanya sistemnya yang sering dipertanyakan dari sisi keadilan, sistem zonasi juga menyisakan permasalahan dari sisi persebaran anak didik. Di kala sejumlah sekolah kewalahan menghadapi serbuan pendaftar, SMK Negeri 14 Kota Bekasi, di Jalan Pulo 1, Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, malah sepi peminat. Tiga hari menjelang pengumuman final PPDB, baru terdapat 25 calon siswa, padahal kuota yang tersedia untuk tiga kelas.

"Kemungkinan sekolah ini menjadi pilihan terakhir pendaftar," kata anggota staf panitia PPDB di SMKN 14, Anis, kepada wartawan, Kamis (27/6).

Dia menerangkan bahwa jumlah pendaftar masih jauh dari kuota PPDB tahun ini. "Tahun lalu sampai 80 siswa, tapi tetap belum memenuhi kuota," ujarnya.

Menurutnya, pendaftar dari Kota Bekasi hanya separuhnya dari 25 pendaftar di SMK 14, sisanya lebih banyak warga Kota Depok yang berjarak lebih dekat. ferry putra utama/P-6

Komentar

Komentar
()

Top