Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Keren Ide Ini, Dubes: Adaptasi Model Belajar Universitas Terbuka Diperlukan untuk Anak Pekerja Migran

Foto : ANTARA/Virna P Setyorini

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono.

A   A   A   Pengaturan Font

Kuala Lumpur - Duta Besar RI untuk Malaysia Hermonomenjelaskan perlu ada adaptasi model belajar Universitas Terbuka (UT) untuk mengatasi persoalan pendidikan bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.

"Persoalan anak-anaknya lebih kompleks," kata Hermono pada acara Wisuda Universitas Terbuka Malaysia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Minggu, menjelaskan persoalan pendidikan PMI dan keluarganya di Malaysia.

Ada sekitar 402 hingga 403Community Learning Center(CLC) di Sabah dan Sarawak dan kebanyakan siswanya merupakan anak-anak ladang yang rata-rata sudah masuk ke perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Saat ini, Hermonomengatakan akan dicoba di Semenanjung.

Menurut dia, ada lebih dari 50.000 anak-anak dari PMI di Malaysia bagian timur, sementara jumlah di Semenanjung diperkirakan juga besar.

Saat ini, dia mengatakan, ada 25 Sanggar Bimbingan di Semenanjung dan terus akan ditambah supaya mereka juga dapat masuk Universitas Terbuka.

"Hanya persoalannya bagaimana membuka akses untuk bisa belajar jarak jauh ya. Pandemi (COVID-19) buktikan bahwadistance learningsangat mungkin dilakukan. Ini perlu kita bicarakan ke pusat," kata Hermono.

Dia menjelaskan bukan hanya perguruan tinggi saja yang dapat belajar jarak jauh, tapi pendidikan jenjang lebih rendah juga dapat dilakukan.

"Dalam kesempatan ini kita mau lihat model Universitas Terbuka diadaptasi ke jenjang yang lebih rendah. Kita harus mulai dari sekarang juga," kata Dubes.

Hermono mengatakan selalu memberikan dukungan kepada PMI di Malaysia dan secara pribadi mendukung setiap proses belajar mengajar yang menaikkan kapasitas pekerja migran Indonesia di negeri jiran itu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top