Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kepala WHO: Kini Ada "Harapan Nyata" untuk Akhiri Covid-19 dengan Vaksin

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA -- "Kini ada harapan nyata bahwa vaksin, digabungkan dengan berbagai kebijakan kesehatan masyarakat lainnya yang sudah diuji coba dan dites, akan membantu mengakhiri pandemi ini," ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (23/11).

Pernyataan kepala WHO itu disampaikan usai produsen obat AstraZeneca pada Senin mengatakan vaksin COVID-19 buatannya, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, efektif hingga 90 persen. AstraZeneca pun menjadi perusahaan obat besar ketiga setelah Pfizer dan Moderna yang melaporkan data tahap akhir untuk sebuah kandidat vaksin COVID-19.

"Signifikansi dari pencapaian ilmiah ini tidak dilebih-lebihkan. Dalam sejarah, tidak ada vaksin yang dikembangkan secepat vaksin-vaksin ini. Komunitas ilmiah telah menetapkan standar baru dalam pengembangan vaksin," imbuh Dr. Tedros.

Dia menyebutkan bahwa saat ini masyarakat internasional harus membuat standar baru terkait akses, mengingat "tingkat urgensi dalam pengembangan vaksin-vaksin ini harus diimbangi dengan urgensi yang setara dalam mendistribusikannya secara adil."

Khawatir negara-negara paling miskin dan rentan tergusur dalam antrean untuk memperoleh vaksin, WHO membentuk inisiatif Access to COVID-19 Tools Accelerator untuk mendukung upaya global dalam mengembangkan vaksin, metode diagnostik dan terapeutik. Selain itu WHO sejauh ini telah mengumpulkan 187 negara di COVAX Facility untuk berkolaborasi dalam hal pengadaan dan distribusi vaksin, guna menjamin keterjangkauan harga, volume, dan penetapan waktu bagi semua negara.

Menurut Dr. Tedros, sekitar 4,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.164) dana dibutuhkan segera untuk mendukung pengadaan dan penyaluran vaksin, serta pengujian dan pengobatan secara massal. Sementara itu tambahan 23,8 miliar dolar AS dibutuhkan tahun depan.

"Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa jika solusi medis dapat tersedia lebih cepat dan lebih luas, hal itu dapat menyebabkan peningkatan kumulatif dalam pendapatan global sebesar hampir 9 triliun dolar AS pada akhir 2025," katanya.Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top