Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kepala Otban VI Padang Lulus Doktor Ilmu Ekonomi Trisakti

Foto : Istimewa

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang, Agoes Soebagio (tengah) bersama Prof H Muhammad Zilal Hamzah Ph.D Sebagai promotor promovendus (kiri) dan Co-promotor Dr. Eleonora Sofilda, M. Si (kanan).

A   A   A   Pengaturan Font

Selain itu Agoes juga melakukan wawancara mendalam dengan regulator yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; operator yang terdiri dari maskapai, MRO, bandara; asosiasi penerbangan seperti INACA dan IATA; serta stakeholder lain dan para ahli penerbangan nasional.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan terdapat 5 faktor utama yang menjadi faktor penentu untuk keberlanjutan pada industri penerbangan, yaitu: pertama faktor dukungan kebijakan dari regulator; kedua faktor peranan stakeholder; ketiga perlunya regulasi mengenai tarif; keempat perlunya pengawasan finansial dan menyadari aspek keuangan menjadi penentu terhadap keberlanjutan industri penerbangan; dan kelima menghindari perang tarif (bisa menimbulkan predatory pricing).

Menurut Agoes, selama kurun waktu tahun 2015-2019, terjadi paradoks dalam penerbangan nasional. Paradoks tersebut adalah meningkatnya keselamatan penerbangan maskapai penerbangan dengan ditandai meningkatknya hasil audit USOAP dari ICAO pada tahun 2017 di mana hasilnya mencapai 80,34 %, melebihi rata-rata internasional yaitu 60%. Juga kembali dinaikkannya kategori keselamatan Indonesia oleh otoritas penerbangan AS dari kategori 2 menjadi kategori 1 di tahun 2016, dan dihentikannya larangan terbang maskapai Indonesia oleh Uni Eropa tahun 2018.

Di sisi lain bisnis maskapai pada periode tersebut justru merugi yang dapat dilihat dari laporan keuangan Garuda Indonesia dan Indonesia AirAsia, pernyataan terbuka Sriwijaya Air terkait hutang yang besar pada beberapa pihak, serta kebijakan mayoritas maskapai menaikkan harga tiket pada tahun 2019 untuk memperbaiki cash flow maskapai.

"Padahal seharusnya antara keselamatan dan bisnis harus seimbang. Bahkan agar maskapai dapat hidup berkelanjutan, pendapatan dari bisnis penerbangan harus lebih besar sehingga dapat menutupi biaya yang dikeluarkan maskapai untuk menjamin keselamatan penerbangan," ujar Agoes.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top