
Kenali Makanan Mengandung Bahan Berbahaya
bakso
Foto: istGORONTALO - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Gorontalo mengajak warga untuk mengenali penyalahgunaan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pangan.
"Ada beberapa cara untuk mengenali bahan kimia berbahaya pada pangan seperti bahan formalin dan boraks," kata Kepala BPOM Provinsi Gorontalo Stepanus Simon Sesa di Gorontalo, Jumat.
Stepanus mengatakan, formalin adalah cairan yang tidak berwarna, mudah larut dalam air dan alkohol, serta memiliki bau yang sangat menyengat. Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis, desinfektan untuk peralatan rumah sakit, dan pengawet mayat.
Ia menjelaskan beberapa penyalahgunaan formalin pada pangan, di antaranya jika digunakan pada mi basah maka mi tersebut tidak lengket, tidak mudah putus, lebih mengkilat, bau khas formalin serta bertahan lebih dari satu hari pada suhu ruang atau suhu kamar.
Selanjutnya untuk tahu berfomalin, biasanya memiliki bau khas formalin, tidak mudah hancur. Bertahan lebih dari satu hari pada suhu ruang atau suhu kamar. Sedangkan untuk ikan asin berfomalin tidak dihinggapi oleh lalat dan mengeluarkan bau khas formalin.
Stepanus menjelaskan, bahaya formalin menyebabkan iritasi saluran pernapasan, reaksi alergi, merusak fungsi hati, jantung, otak, ginjal, syaraf. Konsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker.
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih. Turunan boraks yang sering disalahgunakan, yaitu bernama pijer atau bleng. Bentuknya panjang dan berwarna agak kuning. Bleng adalah bentuk tidak murni dari asam borat.
"Boraks biasa digunakan untuk bahan pembuat detergen, bahan solder, pengawet kayu, dan antiseptik kayu. Boraks dilarang digunakan untuk pangan karena berbahaya bagi kesehatan," ungkap Stepanus.
Adapun beberapa ciri bahan pangan yang mengandung boraks diantaranya jika pada mi basah, bakso, lontong, cilok, dan otak-otak yang memiliki tekstur sangat kenyal, tidak lengket, tidak mudah putus.
Kemudian jika terdapat boraks pada kerupuk rambak yang terbuat dari tepung dan gendar, maka akan terasa getir.
Ia menambahkan bahaya penggunaan boraks pada bahan pangan yang menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, iritasi kulit dan mata, mual, dan sakit kepala.
"Konsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut bahkan kematian," pungkas dia.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 3 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 4 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
- 5 Pemkab Bogor: Bazar Pangan Murah Kadin Sukses Stabilkan Harga
Berita Terkini
-
Modest Fashion Berkibar, Ramadan Runway 2025 Jadi Gerbang Menuju Kancah Internasional
-
MS Amadea Berlabuh di Sabang, 521 Wisatawan Jelajahi Eksotisme Barat Indonesia
-
Rahasia Kulit Glowing Saat Puasa, Dokter Ungkap Tips Jitu
-
Film Qodrat 2 Segera Tayang Lebaran 2025, Dibintangi Vino G Bastian dan Acha Septriasa
-
BPJS Kesehatan Siapkan Antisipasi Lonjakan Pasien Setelah Lebaran