Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Resesi

Kenaikan Suku Bunga The Fed Ciptakan Stagflasi di Seluruh Dunia

Foto : Sumber: Federal Reserve - KJ/ONES/AND
A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Kenaikan suku bunga yang terlalu agresif oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menciptakan stagflasi di seluruh dunia. Kebijakan The Fed ini tidak serta merta akan mengatasi akar penyebab inflasi domestik, kata seorang ekonom terkenal di Amerika Serikat.

"Bank sentral di Amerika Serikat sudah terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga padahal sebenarnya tidak perlu," kata Jayati Ghosh, profesor di Departemen Ekonomi di bawah University of Massachusetts Amherst.

Dalam wawancara daring, baru-baru ini dengan Xinhua, Ghosh memperingatkan jika Fed AS terus menaikkan suku bunga, seluruh dunia akan mengalami stagflasi.

Stagflasi di luar Amerika Serikat, tambah Ghosh, akan sangat serius karena pelarian modal ke tempat yang aman menyebabkan krisis utang dan valuta asing yang parah di banyak bagian dunia dan negara-negara berkembang menghadapi inflasi impor akibat dollar AS yang kuat.

Ghosh mencatat ketika The Fed AS memperketat pasokan uangnya, ia menarik kembali modal dari negara-negara emerging markets dan berkembang, yang telah menyebabkan gagal bayar di setidaknya di tiga negara berkembang, dengan lima atau enam lainnya di ambang gagal bayar.

"Kami sudah menghadapi inflasi karena harga pangan dan bahan bakar yang tinggi. Depresiasi mata uang memperburuk keadaan, sehingga menambah kecenderungan inflasi," kata Ghosh, yang bekerja sebagai profesor di Pusat Studi Ekonomi dan Perencanaan Jawaharlal Nehru Universitas, India, dari 1998 hingga 2020. "Ketika negara berkembang belum benar-benar pulih dari pandemi dan ketika banyak dari mereka belum mampu melakukan respons fiskal seperti yang dilakukan negara maju, kita sudah mengalami perlambatan ekonomi dan kecenderungan resesi. Sekarang kita mengalami inflasi. Jadi, itu adalah situasi stagnasi klasik untuk seluruh dunia," kata pakar ekonomi tersebut.

Akibat Spekulasi

Inflasi saat ini tidak diciptakan oleh peningkatan permintaan, tetapi oleh pencatutan dan spekulasi yang perlu ditangani. "Anda harus mengatasi kelebihan keuntungan yang dibuat perusahaan dan spekulasi keuangan di pasar komoditas. Tanpa membahasnya, hanya menaikkan suku bunga, itu seperti menggunakan palu untuk sesuatu yang tidak ada pakunya," kata Ghosh.

Pakar Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan langkah The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan memang terlalu agresif sehingga meimbulkan dampak di sejumlah negara. Seharusnya, Amerika Serikat tidak hanya mengandalkan cara moneter dalam mengatasi inflasi.

Menurut Wibisono, menaikkan suku bunga acuan itu hanya dari sisi moneter, padahal inflasi juga karena persoalan supply chain. Maka, seharusnya Amerika juga meningkatkan produksi atau meningkatkan impor untuk menambah pasokan supaya harga turun. "Memang agresivitas The Fed ini menimbulkan pelarian modal di sejumlah negara, tapi kalau kita amati itu tidak mencolok terjadi di kita. Artinya, investor masih memiliki harapan yang baik terhadap pasar Indonesia. Emiten yang selektif tetap mempertahannkan modalnya," tuturnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top