Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gejolak Komoditas - Pertamina Naikkan Harga Tiga Produk BBM Nonsubsidi

Kenaikan Harga BBM Gerus Daya Beli

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menaikkan harga tiga produk bahan bakar khusus (BBK) yang merupakan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, yakni pertamax turbo, pertamina dex, dan dexlite. Perkembangan geopolitik ikut mengerek kenaikan harga minyak global. Harga baru ketiga produk ini berlaku mulai 12 Februari 2022.

Meski demikian, pengamat menilai kenaikan tiga produk tersebut tak menjadi soal karena ketiga jenis BBM itu harganya selalu terkoreksi. Terlebih lagi, sekitar 50 persen pelanggan BBM merupakan pengguna pertalite dan 11 persen pelanggan pertamax. Harga kedua jenis BBM nonsubsidi itu tidak naik.

Pemerintah diminta tidak menaikkan harga pertalite karena bisa memicu inflasi. Apalagi kasus Covid-19 kembali meningkat sehingga berpotensi menggerus daya beli masyarakat. Pertamina masih bisa untung lebih dari satu miliar dollar AS tahun ini dari penghematan operasional.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina, Irto Ginting, menjelaskan penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas (migas). "Tercatat, harga minyak ICP per Januari mencapai 85 dollar AS per barel, naik sekitar 17 persen dari harga ICP per Desember 2021," jelas Irto, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Untuk pertamax turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi 13.500, rupiah per liter, pertamina dex (CN 53) menjadi 13.200 rupiah, dan dexlite (CN 51) menjadi 12.150 rupiah per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen. Sebelumnya, harga pertamax turbo 12.000 rupiah, pertamina dex 11.050 rupiah, dan dexlite di harga 9.500 rupiah per liter.

Dia menegaskan meskipun mengalami penyesuaian, harga pertamax turbo dan dex series ini masih paling kompetitif jika dibandingkan dengan produk dengan kualitas setara. "Penyesuaian harga ini juga sudah sesuai regulasi Kepmen 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU)," tambah Irto.

Pemerintah juga menaikkan ICP atau harga minyak mentah Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menetapkan rata-rata harga ICP menjadi 85,89 dollar AS per barel atau naik 12,53 dollar AS per barel dibandingkan bulan Desember 2021, yaitu 73,36 dollar AS per barel.

"Kenaikan ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No 11 K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Januari 2022 yang diteken 2 Februari 2022," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi.

Risiko Inflasi

Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda, berharap pemerintah tidak menaikkan harga pertalite atau menghapus premium. Sebab, inflasi pasti akan terkerek apabila harga BBM murah tersebut naik.

Dia berharap agar pemerintah dan Pertamina konsisten. Ketika harga minyak global turun, harga pertamax juga turun. "Kemarin kan tidak, ketika harga minyak global turun, harga pertamax tidak turun. Dari situ, Pertamina ambil untung banyak," tegasnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan meskipun menjual rugi karena harga BBM tidak naik, perusahaan plat merah itu masih bisa mendapat keuntungan lebih dari satu miliar dollar AS tahun ini.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top