Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemungkinan Sifatnya Sangat Berbeda

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teori multiverse, multiversum, multisemesta atau jagat majemuk sampai saat ini masih belum mendapatkan bukti. Namun ilmuwan besar semacan Stephen Hawking dalam makalah penelitian terakhir sebelum meninggal dunia pada 14 Maret 2018 menyatakan alam semesta ini kemungkinan tidak sendiri.
Dalam studi yang diserahkan ke Journal of High-Energy Physics, pada 10 hari sebelum Hawking meninggal, ilmuwan Cambridge, bersama dengan fisikawan AS James Hartle mengembangkan ide baru tentang awal semesta.
Gagasan Hartle-Hawking menggunakan teori berbeda yang disebut mekanika kuantum untuk menjelaskan bagaimana semesta muncul dari ketiadaan. Dentuman Besar (Big Bang) tidak hanya menciptakan satu alam semesta tetapi ketersediaan tanpa akhir.
Gagasan multiverse menurut teori Hartle-Hawking, akan sangat mirip dengan apa yang ada di alam semesta (universe) ini. Terdapat planet, masyarakat, bahkan individu yang mirip dengan dengan yang ada di sini.
Alam semesta lain akan sedikit berbeda mungkin dengan planet mirip Bumi di mana dinosaurus tidak musnah. Tapi mungkin saja alam semesta lain berbeda dari yang ada saat ini, seperti tanpa bintang dan galaksi dengan hukum fisika yang berbeda. Sebuah pandangan yang kedengarannya tidak masuk akal.
Krisis atau paradoks muncul karena jika ada jenis alam semesta yang tak terbatas dengan variasi tak terbatas dalam hukum fisikanya, maka teori itu tidak dapat memprediksi alam semesta seperti apa yang seharusnya ditemukan.
Hawking bergabung dalam penelitian yang didanai oleh European Research Council bersama dengan Profesor Thomas Hertog di KU Leuven di Belgia, mencoba menyelesaikan paradoks yang terjadi.
"Baik Stephen maupun saya tidak senang dengan skenario itu," kata Hertog kepada BBC News. "Ini menunjukkan bahwa multiverse muncul secara acak dan kami tidak bisa mengatakan lebih banyak tentang itu. Kami berkata satu sama lain: 'Mungkin kami harus hidup dengannya'. Tapi kami tidak mau menyerah," imbuh dia.
Pandangan tersebut telah memecahkan teka-teki dengan menggambar teknik matematika baru yang dikembangkan untuk mempelajari cabang fisika esoteris lain yang disebut teori dawai (string theory), yang tidak lagi dianggap penting.
Teori multiverse memungkinkan peneliti untuk melihat teori fisika dengan cara yang berbeda. Penilaian baru dari teori Hartle-Hawking dalam makalah baru telah memulihkan keteraturan ke multiverse yang sampai sekarang kacau balau.
Menurut Hawking-Hertog, alam semesta ini tipikal sehingga pengamatan yang dilakukan dari sudut pandang saat manusia yang berada di dalamnya akan bermakna dalam mengembangkan gagasan tentang bagaimana alam semesta lain muncul.
Meskipun ide-ide ini membingungkan, ide-ide tersebut sangat membantu fisikawan dalam mengembangkan teori yang lebih lengkap tentang bagaimana alam semesta muncul.
"Hukum fisika yang kita uji di laboratorium tidak hadir selamanya. Mereka mengkristal setelah Big Bang ketika alam semesta mengembang dan mendingin. Jenis hukum yang muncul sangat bergantung pada kondisi fisik di Big Bang," ujar dia.
Hertog melanjutkan, dengan mempelajari hukum fisika yang berbeda hal itu dapat membantu para peneliti mendeteksi keberadaan alam semesta lain dengan mempelajari radiasi gelombang mikro yang tersisa dari peristiwa Big Bang. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top