Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketidaksetaraan Batasi Akses terhadap Makanan Sehat
Nengah Muliarta Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Warmadewa Denpasar - Keamanan pangan terwujud bila jumlah pangan yang tersedia mencukupi, distribusinya merata atau dapat diakses oleh semua masyarakat.
» Sistem pangan harus berkelanjutan, menjaga lingkungan, dan tidak merusak sumber daya alam.
» TNI juga dapat berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan akses menuju lahan pertanian
JAKARTA - Ketahanan pangan harus dipahami secara lebih komprehensif. Semua orang, setiap saat harus memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi guna memenuhi kebutuhan mereka akan makanan yang sehat. Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar, Bali, I Nengah Muliarta, yang diminta pendapatnya dari Jakarta, Minggu (6/10), mengatakan ketahanan pangan tidak boleh dilihat secara sempit yakni peningkatan jumlah produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan.
"Keamanan pangan terwujud bila jumlah pangan yang tersedia mencukupi, distribusinya merata atau dapat diakses oleh semua masyarakat, kemudian pangan yang tersedia bergizi dan aman dikonsumsi, serta ketersediaan pangan berkelanjutan," tegasnya.
Ketahanan pangan, jelas Muliarta, tidak akan terwujud jika masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses pangan yang tersedia. Bahkan, jika ada banyak makanan sekalipun, tetapi tidak terdistribusi secara merata atau infrastruktur transportasi buruk, maka banyak orang tidak bisa mengaksesnya. "Produksi pangan yang melimpah tidak menjamin semua orang mampu membelinya. Kemiskinan, pengangguran, dan ketidaksetaraan pendapatan dapat membatasi akses terhadap makanan sehat," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya