Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bantuan Sosial

Kemensos Pastikan Tak Ada Duplikasi Bantuan Permakanan

Foto : koran jakarta/Muhamad Ma’rup

Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial, Salahuddin Yahya (tengah), dalam Forum Salemba 28, di Jakarta, Jumat (23/6).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial (Kemensos), Salahuddin Yahya, memastikan tidak ada duplikasi bantuan dalam program permakanan bagi para lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas. Pasalnya, program permakanan tidak hanya dari Kemensos, tetapi juga dari Pemerintah Daerah (Pemda).

"Itu tidak diduplikasi. Misal Pemda sudah punya program serupa dipastikan tidak terjadi duplikasi," ujar Yahya, dalam Forum Salemba 28, di Jakarta, Jumat (23/6).

Dia menerangkan, jika dalam program permakanan dari Pemda ada lansia atau penyandang disabilitas belum mendapatkan bantuan, maka Kemensos akan menyasar lansia tersebut. Begitu juga sebaliknya.

Yahya berharap, program tersebut dapat memotivasi kehadiran pemerintah daerah. Dia menegaskan, program tersebut jangan sampai mengeliminasi peran pemerintah daerah kepada warganya.

"Sama sekali tidak, tapi ada sinergitas dari sebuah program Kemensos, sehingga yang belum tercover, kehadiran Pemda sangat dibutuhkan," jelasnya.

Peningkatan Program

Sebagai informasi, pada tahun 2023 ini anggaran untuk program bantuan permakanan dari Kemensos sebesar 1.242.167.312.000 rupiah untuk 512.529 penerima. Adapun bantuan untuk masing-masing penerima bertambah dari 21.000 pada tahun 2022 menjadi 30.000 pada tahun 2023.

Yahya mengatakan, untuk proses distribusi makanan juga bertambah dari semula 1.000 rupiah menjadi 2.000 rupiah. Hal ini untuk memperbaiki komunikasi dan proses interaksi dengan Pemda.

Dia mengatakan, program bantuan permakanan relatif baru sehingga butuh sosialisasi lebih massif. Program yang baru berjalan pada akhir tahun 2022 itu diharapkan dapat memicu tumbuhnya gerakan kesetiakawanan nasional, khususnya dalam membantu para lansia dan disabilitas.

"Ini bukan semata-mata uang yang kelihatan bahwa hanya dengan uang mereka bisa makan. Tapi dengan kesetiakawanan itu uang bisa tergantikan. Diharapkan solidaritas itu tumbuh," tandasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top