Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenparekraf Dorong Kebangkitan Industri Jamu di Lombok

Foto : Istimewa

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi penjual jamu yang masih mengerjakan pembuatan Jamu dengan alat-alat yang tradisional saat kunjungan kerja ke Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Untuk mengerakan perekonomian di daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong agar industri jamu di daerah dapat bangkit. Salah satunya yang ada di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Saat tengah melakukan kunjungan kerja, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyempatkan diri untuk menemukan adanya penjual jamu yang masih mengerjakan pembuatan Jamu dengan alat-alat yang tradisional. Hal ini ditemukan Sandi saat mengunjungi Desa Wisata Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok.

"Jamu yang dibuat secara tradisional memang sudah jarang ditemukan, dan ini perlu dilestarikan dan diharapkan dapat mengerakan perekonomin masyarakat," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/11).

Ia juga menjelaskan penjual jamu yang bernama Ibu Lomin atau biasa disapa Ina Ela tersebut adalah penjual jamu satu-satunya di Desa Bonjeruk. Sehingga penjualannya juga lumayan, bahkan dia sudah melakukan satu inovasi yaitu dengan menjual dua jenis jamu yaitu jenis bubuk dan siap minum.

Menurut Sandiaga hal tersebut adalah salah satu inovasi yang mengikuti perkembangan, sehingga dengan adanya inovasi maka dia yakin usaha yang dilakukan oleh ibu Lomin bisa terus berkembang. "Jadi bisa membangkitkan ekonomi Ibu Lomin dan kalau pesanan berlipat-lipat bisa meminta tolong warga lainnya sehingga bisa menciptakan lapangan kerja baru," katanya.

Namun, saat Sandiaga berbincang dengan Bu Lomin dia mengeluhkan masih harus melakukan pekerjaan dengan sangat tradisional. Oleh karenanya, dirinya langsung memesan alat pemarut di salah satu marketplace untuk ibu Lomin guna meningkatkan produksinya. Diharapkan dengan ini selain peningkatan ekonomi bisa juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Bonjeruk.

Sementara Ibu Lomin mengaku, kalau selama ini bahan-bahan jamu yang dijualnya memang harus diparut dan direbus secara manual. Sehingga dirinya memang terkadang keteteran dengan pesanan yang diterimanya. Walaupun saat ini dibantu oleh beberapa orang dalam membungkus jamu hasil buatannya. Hingga akhirnya dia mendapatkan alat pemarut jahe dari Mas mentri yang akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memproduksi jamunya.

"Kalau yang pesan memang sudah banyak, tapi terkadang kita tidak sanggup menerima pesanan yang kian banyak. Saya sangat terbantu dengan bantuan yang diberikan oleh pak menteri, kalau marut sendiri itu pasti lama, terimakasih atas bantuannya Pak Menteri," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top