Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Masyarakat I Program-program Kesehatan Akan Lebih Terukur

Kemenkes Terbitkan Survei Kesehatan

Foto : Koran Jakarta/M.Ma'ruf

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), dalam acara Diseminasi SKI 2023, di Jakarta, Rabu (12/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Kemenkes menerbitkan survey kesehatan Indonesia yang terintegrasi dengan riset kesehatan dasar serta survei status gizi Indonesia. Survei ini menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembangunan serta kebijakan kesehatan.

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Survei tersebut mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

"Jadi, survei ini menyatukan SSGI dan Riskesdas ke dalam bentuk satu survei yang terintegrasi," ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), dalam acara Diseminasi SKI 2023, di Jakarta, Rabu (12/6).

Wamenkes mengatakan, SKI 2023 tidak hanya menjadi laporan status kesehatan masyarakat saja. Survei tersebut dapat menjadi acuan utama dalam penyusunan rencana pembangunan dan kebijakan kesehatan.

"Karena tujuan SKI adalah menilai capaian hasil pembangunan kesehatan selama lima tahun terakhir di Indonesia serta mengukur tren status gizi balita dari tahun 2019 hingga tahun 2024. Data kesehatan ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka menyusun kebijakan kesehatan," jelasnya.

Dante mengungkapkan, terdapat dua jenis data yang dapat digunakan pada SKI 2024. Pertama, data yang bersumber dari pelaporan atau data rutin, seperti data yang dilaporkan ke dinas kesehatan, data pasien rumah sakit, dan data pengguna BPJS Kesehatan.

Kedua, kata dia, data yang bersumber dari survei, seperti data dari Riskesdas, SSGI, atau SKI. Data survei ini lebih ditujukan untuk mengukur dampak kesehatan, seperti prevalensi stunting.

"Kedua jenis data ini memiliki peran yang saling melengkapi dan mendukung serta dibutuhkan untuk mengukur capaian program kesehatan di Indonesia," katanya.

Akses Data

Wamenkes menyatakan, ke depannya proses birokrasi permintaan data SKI bagi akademisi, peneliti, dan masyarakat akan lebih sederhana dan mudah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan masukan dari berbagai pihak tersebut dalam penyusunan kebijakan kesehatan.

"Sehingga, nanti bisa memberikan evaluasi dan masukan pada program berdasarkan dari data SKI yang dihasilkan," ucapnya.

Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BPKP), Liza Munira, menjelaskan bahwa laporan hasil SKI 2023 sudah dapat diakses melalui situs web BKPK di https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/hasil-ski-2023/. Survei tersedia dalam tiga format, yaitu laporan SKI dalam angka, laporan tematik Potret Indonesia Sehat, dan factsheet SKI.

"Selain itu kami juga membuka akses micro data melalui portal layanan data Kementerian Kesehatan," tuturnya.

Sebagai informasi, Kemenkes juga menyelenggarakan kompetisi penulisan rekomendasi kebijakan kesehatan berupa policy brief menggunakan data SKI 2023 sebagai sumber data utama. Kompetisi penulisan rekomendasi kebijakan ini terbuka untuk masyarakat umum.

Sebelumnya, Kemenkes melalui Kelompok Kerja (Pokja) Penguatan Literasi Sekolah juga mengingatkan pentingnya para guru membagikan literasi mengenai 22 topik kesehatan kepada anak-anak pada usia sekolah.

Ketua Pokja Penguatan Literasi Sekolah Kemenkes Nurfa Fatayani mengatakan literasi tersebut penting tidak hanya untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045, namun juga mempertimbangkan banyaknya masalah kesehatan pada usia sekolah.

"Survei Kesehatan Indonesia 2023 menemukan 58 persen anak usia 10-14 tahun kurang aktivitas fisik, kemudian konsumsi makanan manis atau gula yang juga tinggi. Kondisi ini berimbas terhadap hasil prevalensi diabetes rata-rata warga Indonesia yang meningkat di tahun 2023," kata Nurfa. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top