Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wabah Penyakit - Australia Peringatkan Warganya Hati-hati ke Bali

Kemenkes Telaah Isu "Japanese Encephalitis"

Foto : ANTARA/Muhammad Iqbal
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, memerintahkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) meneliti dan menelaah isu tentang berkembangnya kasus Japanese Encephalitis (JE) di Bali dan Manado.

"Masih ditelaah. Kami minta ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan, benar atau tidaknya isu itu," kata Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (9/11).

Japanese Enchepalitis adalah penyakit radang otak yang menyebabkan penumpukan cairan pada otak. Jenis penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk. Pemerintah Australia dalam laman resmi smartraveller.gov. au mengeluarkan peringatan mengenai ancaman penyakit JE di Indonesia.

" Japanese Encephalitis di Bali dikeluarkan oleh Australia bahwa kita (Indonesia) ada JE di Bali dan Manado. Saya bilang, bentar Pak. Bahkan kami sudah melakukan imunisasi untuk JE," kata Menteri Kesehatan.

Pemerintah Australia mengimbau warganya yang akan bepergian ke daerah wisata khususnya Bali agar lebih berhati- hati supaya tidak terkena penularan dari penyakit JE. Imbauan Australia itu tentunya akan berpengaruh pada jumlah wisatawan di Bali.

Penyakit mematikan itu juga bisa menyebabkan kebutaan, kelemahan tubuh, dan gangguan gerak. Tanda-tanda infeksi pada otak akibat virus itu, meliputi demam, sakit kepala, leher kaku, disorientasi, tremor, serta kelumpuhan dan kejang, terutama pada anak-anak.

Penyakit itu juga dapat menyebabkan koma dan kematian. Saat ini tingkat kematian pasien yang mengalami kasus berat, antara 20 sampau 30 persen. Sementara sekitar 30 persen dari mereka yang bertahan hidup, tetap mengalami gangguan neurologis jangka panjang.

Menyebar di Asia

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDPC) mengatakan JE kini menyebar luas di Asia, dengan sejumlah kasus tercatat di India, Pakistan, dan Jepang.

Menurut ECDPC, terdapat sekitar 30 sampai 50 ribu kasus yang dilaporkan setiap tahun, namun terjadi penurunan dalam beberapa tahun terakhir berkat vaksin yang telah disebar, dan perubahan praktik pertanian.

Penyakit itu umumnya menular ke manusia melalui nyamuk, tapi juga bisa dibawa oleh burung, kelelawar, sapi, dan babi. Di tempat yang sama, Direktur Pengawasan dan Karantina Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang, mengatakan Kementerian Kesehatan terus mengawasi perkembangan penyakit itu di Bali, Sulawesi Utara, dan daerah Manado.

"Terkait penyakit ini, kami telah melakukan vaksinasi di Bali dengan hasil yang cukup baik. Kami melakukan intervensi dengan imunisasi," kata Direktur Pengawasan dan Karantina Kementerian Kesehatan, Vensya Sitohang. Vaksinasi diberikan pada anak-anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun. Kelompok ini dianggap sebagai usia risiko terinfeksi tertinggi.

Pihak kementerian mengatakan, sejauh ini 979.953 orang telah divaksinasi. "Diharapkan dapat mencegah lebih awal, jadi tidak sampai menimbulkan cacat fisik," tambah Vensya. Pada pertengahan Oktober, situs Kesehatan Nasional India juga menyampaikan peringatan tentang penyakit JE ini. NSW Health news/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top