Kemenkes-PBNU Berkomitmen Tingkatkan Posyandu
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin (kanan) dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (kiri) usai pertemuan, di Jakarta, Senin (25/7). Kemenkes dan PBNU berkomitmen untuk meningkatkan pos pelayanan terpadu (Posyandu).
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen untuk meningkatkan pos pelayanan terpadu (Posyandu). Menkes, Budi Gunadi Sadikin menyebut, posyandu selama ini aktif dikelola oleh Muslimat NU.
"Saya baru belajar dari Gus Yahya bahwa dulu muslimah itu sangat aktif dalam gerakan posyandu. Ini akan kita gerakan kembali," ujarnya, dalam kunjungan Menkes ke PBNU, di Jakarta.
Budi menilai, NU sebagai ormas terbesar di Indonesia diyakini dapat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat secara luas dan merata. Dia menyebut, pihaknya sedang merevitalisasi Posyandu dengan target 300 ribu Posyandu tersebar di Indonesia dengan jumlah kader 5-10 ribu kader.
"Sehingga totalnya dapat mencapai 1,5-3 juta kader yang tersebar. Kalau ini semua bisa kita gerakkan dan tingkatkan kualitasnya mereka pasti akan lebih aktif menyampaikan pelayanan kesehatan dengan baik ke seluruh masyarakat," tambahnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, revitalisasi Posyandu mesti diikuti peningkatan pelayanan kesehatan primer. Menurutnya, hal tersebut harus mendapat perhatian khusus serta investasi kesehatan yang besar, dengan fokus kepada promotif dan preventif.
Dia menyebut, transformasi dimulai dari Puskesmas dan Posyandu sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa. Nantinya harus melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta. "Itu karena Puskesmas saja tidak cukup, tapi harus dibangun juga klinik-klinik swasta untuk meningkatkan itu," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, memastikan, pihaknya berkomitmen untuk turut serta menyukseskan program kesehatan di tahun 2022. Terkait pertemuan dengan Menkes, ia juga merencanakan untuk segera membuat nota kesepahaman (MoU). "MoU-nya akan segera dibuat, Insyaallah secepatnya," katanya.
Gus Yahya menilai, Muslimat dan Fatayat NU bisa mendukung langkah tersebut. Menurutnya, peran pengurus dan anggota Muslimat maupun Fatayat NU sebagai organisasi perempuan, sangat penting dalam berbagai sektor kehidupan.
"Kepada para kader Muslimat dan Fatayat siap-siap sebentar lagi akan ada koordinasi untuk menghidupkan kembali posyandu di lingkungan NU," ucapnya.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya