Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ibadah Haji - Operasional Pemberangkatan dan Pemulangan Selama 30 Hari Dimulai 7 Juli 2019

Kemenkes Identifikasi Jemaah Sakit

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Calon jemaah haji harus mempersiapkan diri dengan matang selama dua bulan ke depan menjelang keberangkatan.

JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengidentifikasi ada enam hal penyebab jemaah haji mudah sakit selama menjalankan rangkaian ibadah haji di Arab Saudi. Calon jemaah haji diminta untuk mempersiapkan diri dengan matang dalam dua bulan ke depan menjelang keberangkatan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusup Singka, mengatakan hal tersebut saat memberikan materi Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440 H / 2019 M, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (25/4).

Ia memaparkan enam hal yang menjadi penyebab sakitnya jemaah haji di Arab Saudi, yaitu saking banyaknya orang, berkumpulnya massa dalam jumlah besar menyebabkan jemaah haji rentan terkena sakit.

Penyebab kedua, perjalanan yang panjang yang harus ditempuh oleh jemaah haji. Ketiga, aktivitas fisik yang berat.

Keempat, yakni fasilitas perjalanan yang kadang minim dan kurang memadai yang juga berpengaruh pada tingkat kemampuan atau istithaah jemaah haji.

Kemudian, lingkungan fisik dan sosial juga menjadi pengaruh kelima yang menyebabkan jemaah kelelahan fisik hingga jatuh sakit. "Orang naik haji di Indonesia itu dilepasnya sejak di RT, kemudian RW, kelurahan, di asrama, jadi wajar kalau mereka kelelahan fisik hingga rentan sakit," katanya.

Selanjutnya, penyebab terakhir yakni adanya penyakit baru yang menyerang dan eksaserbasi yang semakin berat.

Oleh karena itu, calon jemaah haji Indonesia diimbau untuk mempersiapkan diri dengan matang dalam dua bulan ke depan menjelang keberangkatan. "Olahraga rutin, makan makanan bergizi, dan jaga agar tubuh tidak dehidrasi. Di Tanah Suci akan panas seperti tahun lalu, tapi bisa diantisipasi dengan menggunakan payung dan gunakan semprotan air," katanya.

Ia menambahkan, dalam beberapa waktu terakhir, penyakit yang mengancam jiwa selama haji, di antaranya cuci darah, retardasi mental berat (gangguan jiwa berat contoh schizophrenia, demensia), dan beberapa penyakit berat seperti kanker stadium 4.

Dalam kesempatan yang sama, Plh Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Kemenag), Rojikin, mengimbau kepada jemaah haji untuk tidak memberikan imbalan atau gratifikasi dalam bentuk apa pun kepada para petugas haji.

"Jemaah haji tak perlu risau saat tidak bisa memberikan imbalan kepada petugas haji yang menolong atau membantunya dalam melaksanakan ibadah. Itu justru bisa menjadi bentuk gratifikasi yang negatif. Gratifikasi ada dua positif dan negatif," kata dia.

Ia mengatakan, para petugas haji telah menerima hak dan kewajiban sebagai petugas haji dengan pakta integritas yang ditandatangani dan telah disepakati bersama.

Mulai 7 Juli

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama, Muhajirin Yanis, mengatakan perjalanan haji tahun 1440H/2019 direncanakan dimulai pada 7 Juli ditandai dengan diberangkatkannya calon jemaah haji gelombang 1 dari Tanah Air ke Madinah dan berakhir 16 September setelah kedatangan jemaah haji gelombang 2 di Tanah Air.

"Para calon jemaah haji rencananya akan mulai masuk asrama pada 6 Juli 2019," katanya.

Pada 19 Juli 2019 menjadi akhir dari keberangkatan calon jemaah haji gelombang 1 ke Madinah. Kemudian sehari setelahnya pada 20 Juli 2019, menjadi awal keberangkatan jemaah haji gelombang ke-2 ke Jeddah, yang direncanakan sampai dengan 5 Agustus 2019.

Sedangkan perjalanan haji tahun ini akan berakhir pada 16 September 2019 sebagai akhir kedatangan jemaah haji gelombang 2 di Tanah Air.

"Masa operasional pemberangkatan dan pemulangan selama 30 hari. Terinci untuk gelombang 1 selama 13 hari dan untuk gelombang 2 selama 17 hari," katanya.

Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top