Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kualitas SDM -- Pelaksanaan PIN Polio Jaktim Belum 100 Persen

Kemenkes Bahas 60 Kasus Gagal Ginjal Anak

Foto : ANTARA/Luthfia Miranda Putri

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono meninjau Puskesmas Tebet, Jakarta, Selasa (6/8). Puskesmas ini terpilih menjadi percontohan Integrasi Layanan Primer (ILP) bidang kesehatan. Tujuannya, untuk menghubungkan beragam siklus kehidupan dari bayi, anak, dewasa, hingga lanjut usia.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan dipanggil Menteri Kesehatan terkait temuan kasus 60 pasien anak gagal ginjal.

"Saya akan panggil teman-teman dari RSCM. Saya dengar kasus sekarang berbeda dengan gagal ginjal sebelumnya," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, di Puskesmas Tebet Jakarta Selatan, Selasa.

Budi menjelaskan, tenaga kesehatan Puskesmas sudah melakukan penyaringan (screening) secara masif mulai dari orang dewasa hingga anak-anak yang akhirnya ditemukan 60 kasus tersebut. Namun, dia menyatakan kasus tersebut sudah lama tercatat.

"Di puskesmas sudah ada 200 juta skrining lebih dari 60 juta orang," ujarnya. "Jadi, yang di rumah sakit bukan tiba-tiba melonjak gara gara ada kejadian luar biasa, tapi karena dulu tidak terdeteksi," ujarnya.

Maka dari itu, dia mengimbau agar pengidap gagal ginjal bisa lebih mengetahui penyakitnya melalui penyaringan di rumah sakit sehingga penanganan bisa cepat. Kemudian, masyarakat juga diminta mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang bisa menyebabkan stroke, gagal ginjal, hingga penyakit mata.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, mencatat sebanyak 60 anak menjalani terapi penyakit gagal ginjal RSCM. Pemprov menyediakan tujuh dokter spesialis anak sub spesialis nefrologi untuk merawat anak-anak yang gagal ginjal.

Tujuh dokter tersebut terdiri dari empat bertugas di RSCM, dua di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita, dan satu di RS Pantai Indah Kapuk.

Penanganan gagal ginjal anak dapat dilakukan dengan terapi cuci darah (dialisis).

Belum 100 Persen

Sementara itu, pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jakarta Timur hingga kemarin belum mencapai 100 persen. Datanya baru mencapai 336.805 anak atau 93,8 persen. Sasaran adalah balita usia 0-7 tahun sebanyak 358.952 anak.

"Saat ini sudah mencapai 358.952 anak yang ikut imunisasi. Saya harap target 100 persen dapat segera tercapai," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy. "Kita akan terus gencarkan hingga cakupan 100 persen anak diimunisasi polio tercapai," katanya.

Salah satunya dengan melakukan imunisasi polio di pusat perbelanjaan atau pasar, khususnya pada hari Sabtu dan Minggu atau akhir pekan.

"Kami mengajak pengelola mal atau pusat perbelanjaan untuk membuka pos PIN Polio di area strategis terutama setiap hari Sabtu dan Minggu," harap Herwin.

Sudin Kesehatan Jaktim pun terus melakukan sosialisasi PIN Polio kepada masyarakat melalui kegiatan masyarakat maupun keagamaan. Tujuannya untuk menyampaikan pesan-pesan penting mengenai imunisasi. Sosialisasi juga melalui media komunikasi yang lebih masif dengan memanfaatkan saluran seperti Grup WhatsApp dan Facebook.

"Kami juga menayangkan video-video berisi pesan positif mengajak masyarakat untuk ikut dalam pelaksanaan PIN Polio," ujarnya.

Herwin menyebutkan, pelaksanaan PIN Polio dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, dimulai 23 sampai 29 Juli. Tahap ini sekarang harus diperpanjang hingga 11 Agustus. Sedangkan, tahap kedua dimulai 12 Agustus.

Dengan rentang waktu pelaksanaan PIN Polio yang sudah ditentukan, tambah dia, berbagai intervensi akan terus dilakukan. Ini termasuk melalui optimalisasi layanan jemput bola. "Untuk indeks pemakaian vaksin novel Oral Polio Vaccine Type 2 atau nOPV2 yang besar, sehingga penggunaannya harus seefektif mungkin dengan kecukupan sasaran satu vial untuk 50 anak," ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Jaktim M Anwar mengimbau kepada seluruh orang tua agar membawa anaknya untuk imunisasi polio baik di posyandu maupun pusat pelayanan kesehatan lainnya. "Kalau warga jauh dari Puskesmas, kita akan jemput bola ke balai sekretariat RW," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top