Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenhub Selidiki Truk Maut di Balikpapan, Ditemukan Rem Tak Berfungsi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama KNKT melakukan penyelidikan pada kasus tabrakan maut di Turunan Rapak, Km 0 Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan. Kejadian tersebut melibatkan truk kontainer dengan sejumlah kendaraan dan menyebabkan 4 orang tewas.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, menyebutkan dari penyelidikan KNKT, diketahui rangka atau sasis dari truk tronton KT 8534 AJ tersebut ditambah panjangnya 20 cm.

"Axel atau sumbu rodanya juga ditambah satu, sehingga menjadi 3 sumbu roda," ujar Budi Setiyadi yang dikutip dari Antara, Minggu (23/1).

Budi mengungkapkan bahwa truk tersebut memakai sistem rem Air Over Hydraulic (AOH) atau sistem rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.

Meski, belum dapat dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini bisa mempengaruhi sistem pengereman.

Hal tersebut menjadikan kendaraan besar memang lazim terjadi brake lag, atau rem memerlukan waktu lebih lama dari seharusnya untuk bisa siap kembali dipakai setelah pengereman sebelumnya.

Dari saat kecelakaan terjadi, sopir truk Muhammad Ali mengatakan, sebelum mencapai turunan panjang hingga lampu lalu lintas tersebut ia sudah mengerem beberapa kali karena sejak Km 0,5 Jalan Soekarno-Hatta atau simpangan Straat II.

Selanjutnya jalan mendatar lagi di simpang Straat I hingga depan Rajawali Foto dan baru menurun lagi.

Namun nahas di turun ketiga yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas di bawahnya, kompresor tidak lagi mempunyai tekanan angin yang cukup untuk mendorong minyak rem menekan kanvas rem menghentikan roda.

"Habis anginnya, 'ngeblong', gitu," ujar Budi.

Sebab bobot truk dan muatannya yang mencapai 20 ton, lalu ditambah sudah kehilangan fungsi rem dan kondisi jalan menurun, truk meluncur tak terkendali.

Lalu, sopir berusaha menurunkan persneling dari 3 ke 2 untuk mendapatkan efek rem mesin (engine break) juga, gagal, setelah sebelumnya berhasil dari 4 ke 3. Dengan persneling netral, truk meluncur makin cepat dan menabrak semua yang ada di depannya.

Mesti dalam sistem rem air over hydraulic bagi kendaraan besar, digunakan tekanan angin untuk mendorong minyak rem menekan tuas yang membuka kanvas di dalam tromol rem dan menahan putaran roda.

Perlu diketahui, sebelumnya angin dikumpulkan di dalam kompresor untuk mendapatkan tekanan yang sesuai.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top