
Kemendikdasmen Sebut Gerakan Sekolah Bersih Cermin Peradaban Berkualitas
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat.
Foto: AntaraJakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui program Gerakan Sekolah Bersih sebagai bagian dari cerminan peradaban yang berkualitas.
Dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Kamis, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat mengatakan sekolah yang bersih merupakan salah satu indikator keberhasilan bangsa dalam membangun peradabannya.
“Sekolah yang bersih itu menunjukkan tingkat peradaban, sehingga harus menjadi kebiasaan yang melekat dalam kehidupan sekolah,” ujar Wamendikdasmen Atip.
Ia menerangkan pendidikan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh kurikulum dan tenaga pendidik, tetapi juga lingkungan belajar yang bersih dan nyaman.
Kebersihan lingkungan sekolah tidak hanya mencerminkan disiplin dan tanggung jawab, tetapi juga mendukung proses belajar yang lebih efektif. Pemerintah melalui
Dalam upaya menciptakan pendidikan yang aman dan nyaman, ujarnya, pemerintah mengambil langkah strategis, yaitu melakukan revitalisasi sekolah untuk memastikan fasilitas yang layak bagi seluruh siswa di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) bahwa revitalisasi sekolah merupakan upaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
Revitalisasi ini mencakup rehabilitasi bangunan sekolah, penyediaan fasilitas pendukung yang memadai, serta peningkatan akses terhadap sumber daya pendidikan berkualitas, guna mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan berdaya saing.
Menyadari pentingnya sarana dan prasarana yang memadai, Wamen Atip menyebutkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar 17 Triliun Rupiah untuk rehabilitasi sekolah.
Anggaran yang sebelumnya dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) kini dialihkan untuk dikelola Kemendikdasmen agar program perbaikan dan revitalisasi sekolah lebih selaras dengan kebutuhan pendidikan.
Di sisi lain, kesejahteraan guru juga menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Pasalnya, guru memiliki peran sentral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga apresiasi terhadap dedikasi mereka harus diwujudkan melalui kebijakan yang mendukung kesejahteraan dan profesionalisme.
Ia menambahkan pemerintah pun secara bertahap meningkatkan kesejahteraan guru melalui berbagai langkah, termasuk perbaikan sistem penggajian, insentif, serta akses lebih luas terhadap pelatihan dan pengembangan kompetensi hingga mengurangi beban kerja yang bersifat administratif.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan dan efektivitas kerja, jam kerja guru yang sebelumnya 24 jam tatap muka dalam sepekan, dikurangi menjadi 18 jam tatap muka, dan 6 jam untuk aktualisasi diri.
“Kebijakan ini memberi ruang bagi guru untuk lebih aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, mengikuti pelatihan, serta meningkatkan kompetensi diri,” kata Atip.
- Baca Juga: Mudik awal jalur pantura
- Baca Juga: Pelita Air Raih Dua Penghargaan Bergengsi di Anugerah BUMN 2025
Dengan kesejahteraan yang lebih baik dan beban kerja yang lebih proporsional, pihaknya berharap guru dapat lebih fokus dalam menjalankan tugasnya, kualitas pengajaran semakin meningkat serta membentuk generasi yang mampu bersaing di tingkat global.
Berita Trending
- 1 Genjot Transisi Energi dan Ekonomi Hijau, Satgas Baru Diharapkan Jadi Game Changer
- 2 Isu DAS Ciliwung, Perlu Perbaikan dan Penataan Ulang Terutama Hulu dan Sempadan Sungai
- 3 Wapres: Warga Harus Peduli Kesehatan Diri
- 4 Kemenekraf dan Kabinet Merah Putih Dukung Animasi Indonesia
- 5 Kemenhut: Deforestasi Hutan Indonesia Capai 175,4 Ribu Hektare