Kemendikbudristek: 36,31% Siswa Berpotensi Alami Perundungan
Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek Rusprita Putri Utami dalam bimbingan teknis fasilitator guru program Roots Anti Perundungan jenjang SMA, SMK, dan SLB di Medan, Sumatra Utara, Selasa (17/10).
Pemahaman moral itu, kata Rose, tidak bisa diajarkan hanya dengan istilah saja, tetapi harus dipahami secara menyeluruh yang meliputi empati, nurani, dan kontrol diri. "Ajarkan anak untuk memiliki empati memahami perasaan dan keinginan orang lain dari semenjak kecil. Kemudian ada nurani yaitu kemampuan manusia untuk kemudian tidak melakukan hal-hal buruk karena ada aturan nilai-nilai yang ditanamkan orang tua sejak kecil, serta kontrol diri," ujarnya.
Ia memaparkan bahwa kasus perundungan biasanya dilakukan oleh anak yang memiliki kekuatan lebih besar terharap anak yang lemah, baik secara fisik maupun keberaniannya sebagai bentuk eksistensi diri. Dampak jangka panjang jika praktik perundungan terus terjadi maka korban akan memiliki rasa cemas, ketakutan, yang kemudian menimbulkan stres.
Upaya lain yang bisa dilakukan untuk menghindari anak menjadi pelaku perundungan menurutnya adalah dengan mengenali potensi anak di luar pendidikan seperti olah raga maupun kesenian, sehingga anak tersebut dapat meraih eksistensi di jalur yang positif.
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya