Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenag Berkolaborasi dengan Kemenkominfo Selenggarakan Literasi Digital

Foto : Istimewa

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan untuk ASN dan SDM Kementerian Agama.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap teknologi digital,Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dalam menyelenggarakan kegiatan literasi digital sektor pemerintahan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN).

Peserta daring kegiatan ini mencapai 983 peserta, serta target capaian dalam kegiatan ini diharapkan menjangkau 24.000 ASN dan SDM di Kementerian Agama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi ASN dan SDM Kementerian Agama dalam bidang teknologi digital.

Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto menyampaikan dalam kegiatan ini ASN dan SDM Kementerian Agama akan belajar memahami kecakapan digital yang akan meningkatkan kewaspadaan pada penggunaan teknologi digital.

"Saat ini kita berada dalam perkembangan revolusi industri 4.0 yang menitikberatkan pada teknologi, namun hal ini menimbulkan banyak dampak sosial yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi upaya untuk mencapai masyarakat 5.0 atau society 5.0," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/3).

Ia menambahkanmasyarakat 5.0 atau society 5.0 adalah masyarakat yang mahir menggunakan TIK, tapi juga mampu mengantisipasi dampaknya. Melalui transformasi digital kita menuju Masyarakat 5.0 ini, ASN dan SDM mempunyai peran penting untuk menjadi perekat kesatuan bangsa.

Selain itu, Bonifasius menekankan ASN dan SDM dapat berkontribusi sesuai kedudukannya dengan turut menyebarkan hal-hal positif di internet. Contohnya, ASN dan SDM bisa menyampaikan berita positif dan menjauhi tindakan penyebaran ujaran kebencian seperti hoax dan SARA.

"Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 menunjukkan kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3,54 dari 5,00. Berdasarkan hal tersebut, tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang," katanya.

Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan untuk para ASN dan SDM Kementerian Agama ini merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di lingkungan pemerintahan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenag, Nizar Ali menyampaikan kemajuan ASN dan SDM dalam digitalisasi adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi. ASN yang menolak digitalisasi sama saja dengan menolak kemajuan. Dalam agama, disebutkan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari sebelumnya. Inilah semangat yang harus terus dibawa ASN dan SDM sekalian.

"Mengapa literasi digital itu penting? Karena hal ini digunakan untuk menata kehidupan ASN dan SDM, dalam konteks peningkatan kapasitas untuk menjaga dan meningkatkan nilai individu serta organisasi. Literasi digital menjadi sebuah keniscayaan bagi kita semua terutama bagi Kementerian Agama, kegiatan ini tentu memiliki manfaat dan nilai lebih untuk Kemenag karena saya rasa teknologi informasi jadi keharusan yang harus diketahui dan dipelajari untuk seluruh ASN dan SDM karena memiliki dampak positif untuk ke depannya," katanya.

Kegiatan dilanjutkan dengan empat sesi materi yaitu etika digital, budaya digital, kecakapan digital, dan keamanan digital. Sesi pertama membahas tentang etika digital yang disampaikan Widyaiswara Ahli Madya Badan Pengembangan SDM Kementerian Dalam Negeri, Wawan Hermawan.

Dalam paparannya, Wawan menyebutkan bahwa ASN perlu memperhatikan etika di dunia digital guna menjaga netralitas dalam menjaga harmonisasi masyarakat serta membantu pelayanan publik.

"Ada hal yang harus dibangun dalam etika digital, yakni ASN perlu memahami literasi digital merupakan hal penting, sama pentingnya dengan membaca, menulis dan ilmu dasar lainnya. Nah bentuk nyata etika yang bisa diwujudkan ASN adalah seperti tidak condong ke partai politik atau kelompok agama tertentu. Urgensi etika menjadi batasan nilai moral bagi suatu individu atau kelompok dengan mengatur tindakan atau bisa kita sebut sistem nilai. Sedangkan, etika komunikasi adalah sebuah cara untuk menentukan baik atau jahat untuk memajukan kesejahteraan. Etika juga berperan dalam mencegah terjadinya polarisasi," jelasnya.

Sesi selanjutnya adalah materi budaya digital yang dibawakan ASN Fungsional Analis Kebijakan Ahli Muda Pusdiklat Badan Litbang Kementerian Agama, Farida Ishak.

Farida menjelaskan dalam budaya digital, ASN harus melihat hubungan antara manusia dan teknologi, yakni teknologi sebagai kekuatan otonom yang menentukan masyarakat, teknologi sebagai konstruksi manusia yang dapat dibentuk oleh nilai-nilai kemanusiaan, dan teknologi dan masyarakat berevolusi bersama.

"Jika membicarakan mengenai budaya digital dan ASN, hal yang bisa dilakukan adalah dengan tidak ikut ke dalam politik praktis. Jangan sampai karena ketidaktahuan, kita ikut memposting kegiatan yang terlibat dalam politik praktis sehingga terlihat condong mendukung satu pihak. Pada tahun politik yang lalu, banyak sekali ASN yang menunjukkan gestur seperti mendukung kelompok tertentu dan menunjukkan sentimen ke kelompok lain. Seharusnya ASN dapat menunjukkan rasa persatuan untuk menjaga kebhinekaan di dalam masyarakat," tegasnya.

Materi berikutnya mengenai kecakapan digital disampaikan Dosen Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Dana Indra Sensuse. Kecakapan digital sebenarnya menjadi agenda penting menuju Indonesia Emas 2045. Dalam menyikapi orientasi pemerintah dalam beberapa tahun ke depan, ASN dan SDM dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, memahami fenomena hyperconnectivity di masyarakat, dan menciptakan interconnectedness antara pribadi, organisasi, mesin serta teknologi seluler.

"Bentuk-bentuk kecakapan digital ASN adalah cakap dalam memilih perangkat keras maupun perangkat lunak, cakap dalam proteksi perangkat digital, cakap dalam penggunaan mesin pencarian informasi, dan cakap dalam memahami blockchain. Selain itu, sebagai abdi masyarakat yang bertugas memberikan pelayanan profesional dan tidak memihak kepada kelompok dan kepentingan tertentu, ASN juga harus memiliki kecakapan digital untuk melawan konten negatif seperti hoaks, cyber bullying, dan hate speech," katanya.

Sesi terakhir mengenai keamanan digital, disampaikan Pranata Komputer Ahli Pertama Bagian Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Dani Wicaksono.

Menurut Dani, digitalisasi saat ini sangat membantu lini kehidupan masyarakat dunia. Namun, kemajuan ini juga diikuti dengan berbagai risiko yang membahayakan masyarakat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top