Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sarana Pendidikan

Kemdikbud Kembangkan Sekolah Inklusi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dengan ditempatkan di satu lokasi, mereka tidak perlu susah payah diantar dan dijemput. Dan itu juga untuk memudahkan orang tua mereka yang kebanyakan dari kalangan bawah," kata pendamping ABK asal Sulawesi Utara, Fredy Mandey, yang didampingi sejumlah pendamping ABK . Fredy yang juga guru pendamping SLB Katolik Sanata Ana Tomohon, Sulawesi Utara, itu mengatakan, kebanyakan orang tua dari ABK di daerahnya bekerja sebagai petani, peladang, dan tukang bangunan.

Selain asrama khusus, pihaknya juga mengharapkan pemerintah menambah jumlah pengajar karena saat ini Sulawesi Utara kekurangan guru. "Di sekolah, kami hanya ada lima guru. Satu guru mendampingi 12 anak. Idealnya satu siswa itu satu guru, apalagi untuk anak autis, yang membutuhkan perhatian khusus," kata Fredy.

Pihaknya juga berharap ada tunjangan khusus bagi pengajar ABK . "Karena pada dasarnya, kami tidak sama dengan guru reguler," tukas dia. Dalam acara Jambore tersebut, Fredy mendampingi 12 ABK mulai dari tunanetra, tunawicara, tunagrahita, dan tunadaksa. Pendamping anak berkebutuhan khusus asal Papua, Erna Talengoran, menambahkan, selain asrama, juga dibutuhkan alat penunjang. Di Papua sendiri, jumlah ABK mencapai 400 orang. eko/E-3

Komentar

Komentar
()

Top