Kelanjutan Program Food Estate Harus Dirancang Secara Matang
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kanan) menyampaikan arahan kepada mahasiswa magang yang mengolah sawah di lumbung pangan (food estate), Kecamatan Dadahup, Kapuas, Kalimantan Tengah, Jumat (27/9/2024). Menteri Pertanian meninjau proses cetak sawah dan melepas mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk magang mengolah sawah di kawasan lumbung pangan tersebut.
Foto: ANTARA/Auliya RahmanJakarta - Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa programfood estateataulumbung pangan yang akan dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang untuk mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang.
Khudoridi Jakarta, Rabu, mengingatkan jangan sampai pemerintahan berikutnya mengulangi kesalahan sama seperti yang terjadi pada masa lalu.
Ia mengatakan pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa proyekfood estateyang dilakukan secara tergesa-gesa dan tanpa perencanaan matang cenderung mengalami kegagalan.
"Food estatesudah dilakukan sejak 1970-an, pemerintah mencoba membuka lahan yang sangat luas dan biasanya monokultur, sejak saat itu relatif tidak ada yang bisa dicatat sebagai sebuah keberhasilan," ucap Khudori.
Ia mengatakan bahwa proyekfood estateharus didasarkan pada kajian yang komprehensif terhadap kondisi tanah, iklim, dan sosial ekonomi wilayah.
Selain itu, pemerintah, lanjut dia, juga harus memperhatikan aspek lingkungan dan mencegah kerusakan ekosistem.
Khudori menambahkan bahwa pemerintah perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk memetik hasilnya secara instan.
"Karena kalau bukaan lahan baru dari hutan, itu pasti butuh sekian kali musim tanam, dan di sekian kali musim tanam itu bisa gagal, bisa berhasil sekian persen, itu bagian dari proses yang harus dilalui," ujar dia.
"Tiga tahun, empat tahun, lima tahun periode pemerintahan belum tentu bisa dipetik hasilnya gitu. Namun, jika dilakukan dengan benar, ini memberi fondasi bagi pemerintahan berikutnya, siapa pun itu presidennya," pungkasnya.
Swasembada pangan menjadi salah satu misi dalam program Asta Cita presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Beberapa program kerja yang akan dilakukan, di antaranya melanjutkan dan menyempurnakan program kawasan sentra produksi pangan ataufood estatesecara berkelanjutan, terutama untuk komoditas padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.
Ditargetkan minimal 4 juta hektare tambahan luas panen tanaman pangan tercapai pada 2029.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Jonatan Christie Maju ke Final China Masters 2024
- Amankan Kampanye Akbar Pilgub DKI, Polda Metro Jaya Kerahkan Ribuan Personel
- Perkuat Jaringan di Jaksel, The Ascott Limited Buka Somerset Kencana Jakarta
- Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
- Retno Marsudi Diangkat Jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Terbarukan Singapura