Kekhawatiran Tarif Impor AS dan Inflasi Guncang Pasar Global
Presiden terpilih AS, Donald Trump.
Foto: istimewaNEW YORK - Pasar saham terguncang pada hari Rabu (8/1), oleh kekhawatiran mengenai presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump yang mengenakan tarif pada impor serta memudarnya prospek penurunan suku bunga.
Dikutip dari Inquirer, laporan menyebutkan Trump sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional guna memberikan dasar hukum untuk mengenakan tarif pada semua barang impor, yang menyebabkan saham AS dan Eropa merugi serta dollar AS menguat terhadap mata uang utama pesaingnya.
"Mungkin lebih dari masa jabatan terakhirnya, para pedagang perlu memperhatikan dengan saksama segala hal yang datang dari presiden baru," kata David Morrison, analis pasar senior di Trade Nation.
“Untuk membuktikannya, dollar AS telah melonjak sementara aset berisiko telah jatuh karena laporan bahwa Trump sedang mempertimbangkan deklarasi darurat nasional untuk memungkinkan program tarif baru.”
Susannah Streeter, kepala uang dan pasar di Hargreaves Lansdown, mengatakan ada kegugupan tentang masa depan mengingat gaya pemerintahan Trump yang tidak dapat diprediksi.
“Selain dampaknya terhadap perdagangan global dan prospek pertumbuhan, kekhawatiran terbesarnya adalah bahwa sejumlah besar tarif akan memicu inflasi dan menaikkan harga konsumen,” katanya.
“Harapan berkembang hal ini akan mengikat tangan Fed dan membatasi pemotongan suku bunga di AS lebih jauh tahun ini,” tambahnya, mengacu pada bank sentral AS.
Federal Reserve telah menurunkan prospeknya untuk penurunan suku bunga menjadi dua penurunan tahun ini, turun dari empat yang diperkirakan pada bulan September sebelum kemenangan pemilu Trump.
Data yang dirilis hari Selasa dan Rabu menunjukkan tekanan harga dan pasar tenaga kerja AS yang relatif kuat, sehingga melemahkan harapan akan beberapa pemotongan suku bunga lagi di ekonomi terbesar dunia.
Harapan yang menurun terhadap pemangkasan suku bunga "memberikan tekanan pada saham-saham teknologi besar khususnya, mengingat bahwa lingkungan suku bunga yang lebih tinggi menekan nilai pendapatan masa depan mereka," kata Streeter.
Imbal hasil obligasi AS juga meningkat dalam beberapa hari terakhir karena memudarnya ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga AS tambahan.
Fokus sekarang beralih ke rilis laporan utama penggajian nonpertanian pada hari Jumat, yang akan memberikan gambaran terbaru tentang ekonomi AS.
Saham AS mengakhiri hari sedikit lebih tinggi dan pasar akan ditutup pada hari Kamis untuk memperingati meninggalnya mantan presiden AS Jimmy Carter.
Di Eropa, pesanan industri Jerman turun lebih dari lima persen pada bulan November, data resmi menunjukkan pada hari Rabu, dalam tanda terbaru dari hambatan yang dihadapi ekonomi terbesar di benua itu.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Athletic Bilbao dan Barca Perebutkan Tiket Final
- 4 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 5 DJP Kalselteng Capai Target Penerimaan Pajak Empat Tahun Berturut-turut
Berita Terkini
- DKI tunggu kebijakan pusat terkait libur sekolah selama Ramadan
- Lumba-lumba Muncul di Pulau Pramuka Jadi Indikasi Laut Membaik
- Menlu Sugiono: Pelindungan WNI dan Diaspora Prioritas Diplomasi dan Asta Cita
- Kemlu Bentuk Ditjen Baru, Diplomasi Ekonomi RI Kini Lebih Strategis dan Terpadu
- Presiden Prabowo Bentuk Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Ini Struktur Kepengurusannya