Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Multilateral

Keketuaan RI di Asean Diharapkan Dapat Perkuat Pemulihan Ekonomi

Foto : ANTARA/MARTHA HERLINAWATI SIMANJUNTAK

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo memberikan paparan dalam Seminar Nasional Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju di Jakarta, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keketuaan Indonesia di Asean 2023 diharapkan dapat mendorong Asean untuk berperan aktif, menawarkan ide dan solusi untuk memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

"Di bawah kepemimpinan Indonesia pada Asean, Indonesia akan bekerja sama dengan semua anggota Asean untuk melakukan review proses jalur keuangan Asean untuk memastikan Asean dapat merespons terhadap berbagai perubahan dan tantangan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (12/2).

Seperti dikutip dari Antara, Dody menjelaskan pada Asean Finance and Central Bank Deputies Meeting -Working Group (AFCDM-WG) membahas perkembangan Asean Blueprint 2025 yang direfleksikan dalam berbagai agenda komite kerja di sektor keuangan Asean pada 2022 dan rencana kerja tahun 2023.

Rangkaian pertemuan AFCDM-WG pada 6-10 Februari 2023 di Nusa Dua, Bali, mengawali Keketuaan Asean 2023 pada jalur keuangan. AFCDM-WG merupakan pertemuan pleno level teknis membahas hasil-hasil pertemuan komite kerja sebelumnya dan berbagai agenda kerja sama sektor keuangan Asean, termasuk pembahasan Priority Economic Deliverables (PED) usulan Indonesia.

Dalam pertemuan pleno itu, Dody menekankan pentingnya bagi Asean untuk melanjutkan proses yang telah ada berdampak pada ekonomi Asean, sekaligus terbuka dan dapat beradaptasi dengan perubahan untuk menyambut masa depan dan menghadapi tantangan.

Lintas Sektoral

Kerja sama lintas sektoral pada pilar ekonomi Asean, termasuk proposal PED Indonesia diharapkan mampu memperkuat proses kerja sama ekonomi dan keuangan dalam mendorong proses pemulihan dan ketahanan ekonomi kawasan Asean dalam menghadapi ketidakpastian dan tantangan global ke depan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu, menuturkan kerja sama keuangan di kawasan Asean perlu dikelola secara hati-hati. "Tiga PED sangat bermanfaat untuk wilayah Asean dan harus menjadi output konkrit pada pertemuan ini," ujarnya.

Fokus PED adalah kesiapan kesehatan, infrastruktur keuangan, perpajakan internasional, digitalisasi finansial yang inklusif untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta keuangan berkelanjutan.

Menurut Febrio, lima agenda dalam PED tersebut akan memperkuat kerja sama dan integrasi keuangan Asean di dalam blueprint 2025 dan membantu Asia Tenggara dalam merespons tantangan global dan memastikan pemulihan ekonomi bersama.

Terdapat tiga strategic thrust yang menaungi PED pada keketuaan Indonesia di jalur keuangan, yakni recovery rebuilding, sustainability, dan digital economy. Pada pilar recovery rebuilding, PED mendorong pemulihan dan memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan Asean.

Di pilar digital economy, PED memajukan konektivitas pembayaran dan mempromosikan literasi dan inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sedangkan pada pilar sustainability, PED mempromosikan keuangan transisi untuk mendukung keuangan berkelanjutan dan ekonomi hijau.

Berbagai program dalam PED dibahas melalui 10 pertemuan komite kerja (working committees) yang diampu oleh Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hasil rangkaian pertemuan tersebut akan dilaporkan dan dibahas dalam pertemuan AFCDM-Working Group.

Tindak lanjut pembahasan agenda pada rangkaian pertemuan tersebut akan dilaporkan dan dimintakan arahan pada pertemuan level deputi keuangan dan bank sentral Asean (Asean Finance and Central Bank Deputies Meeting) di akhir Maret 2023.

Terkait dengan upaya pemulihan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, Co-Founder Traveloka, Albert mengatakan ajang Asean Tourism Forum (ATF) 2023 diharapkan menjadi momentum kebangkitan pariwisata di kawasan Asia Tenggara.

"Kami berharap ATF 2023 dapat menjadi momentum kebangkitan pariwisata Asean melalui digitalisasi industri pariwisata dan semakin eratnya kolaborasi baik antarpemain industri pariwisata maupun dengan pemerintah negara-negara Asean, sehingga membawa dampak lebih besar bagi masyarakat dan industri, menjadi lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan," katanya.

Menurut dia, sebagai platform perjalanan terdepan se-Asia Tenggara, pihaknya terus berkomitmen mendorong pertumbuhan pariwisata di kawasan Asia Tenggara melalui inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top