Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kekeringan Terparah yang Melanda Italia Sebabkan Kanal Venesia Surut

Foto : BBC/Getty Images
A   A   A   Pengaturan Font

ROMA - Kanal Venesia di Italia dilaporkan mengering. Air surut membuat gondola dan taksi air terdampar karena sungai jadi berlumpur. Sejumlah foto yang diunggah media setempat memperlihatkan perahu dayung ikonik itu terdampar di pinggir kanal dan tertutup terpal.

Kekeringan di Venesia kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya sistem tekanan tinggi, bulan purnama, arus surut, dan kurangnya hujan.

Kelompok pemerhati lingkungan di Italia, Legambiente, mengatakan apa yang terjadi di Venesia menunjukkan sungai dan danau di Italia mengalami situasi kekurangan air yang parah.

Sementara itu, Prancis sedang menghadapi kekeringan setelah musim dingin terkering selama lebih dari 60 tahun. Setelah sebulan tidak ada curah hujan yang berarti, negara ini sekarang dalam keadaan waspada.

"Pejabat lokal akan berkumpul pada Senin (27/2) mendatang untuk menilai situasi wilayah demi wilayah," kata Menteri Transisi Ekologi, Christophe Béchu.

Tahun lalu adalah rekor tahun terpanas Prancis, menurut badan nasional cuaca Prancis, Météo-France. Rekor itu juga terjadi di tempat lain di Eropa - di Inggris, Spanyol, dan Italia.

Suhu panas memicu kondisi kekeringan di banyak wilayah yang belum sepenuhnya pulih dari situasi tersebut. Hujan salju di Pegunungan Alpen Italia turun 53 persen dan ketinggian air Sungai Po, sungai terbesar Italia mencapai 61 persen di bawah normal, menurut para peneliti.

Keadaan darurat diumumkan Juli lalu di lima wilayah utara sekitar Sungai Po akibat kekeringan yang terjadi pada 2022.

Air yang surut di Kanal Venesia membuat gondola dan taksi air tidak bisa bergerak karena kanal berlumpur dan fondasi bangunan di Kanal Besar jadi tak terlindungi.

Bulan lalu, sebuah laporan yang dipublikasikan Nature Climate Change memperingatkan bahwa Pegunungan Alpen, pegunungan paling penting di Eropa sebagai pemasok sungai-sungai besar yang melintasi Eropa tengah dan selatan, telah mengalami pengurangan keawetan tutupan salju sebesar 5,6 persen per dekade selama 50 tahun terakhir.

Kekeringan di Italia menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mengelola krisis air, yang menurut para ahli akan semakin sering terjadi karena perubahan iklim.

Kelompok pemerhati lingkungan Italia, Legambiente, telah mengimbau pemerintah untuk menyetujui strategi air nasional.

"Tahun 2023 baru saja dimulai, tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dalam hal cuaca ekstrem dan tingkat kekeringan," kata Direktur Giorgio Zampetti.

Di Prancis, Menteri Transisi Ekologi mengatakan bahwa pembatasan "lunak" bisa diberlakukan setelah pertemuan Senin pekan depan dengan para pemimpin lokal.

Sehingga kebijakan itu akan berlaku pada Maret mendatang demi menghindari "bencana" selama musim panas.

Badan nasional cuaca Prancis, Météo-France, menyebutkan antara 21 Januari dan 21 Februari tidak ada curah hujan sama sekali, mengacu pada total kumulatif curah hujan kurang dari satu milimeter untuk seluruh Prancis.

Tutupan salju di Pegunungan Pirenia dan Alpen juga jauh lebih rendah dari biasanya selama periode yang dianggap penting untuk mengisi kembali cadangan air tanah Prancis. BBC/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top