Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Anak

Kekerdilan Tiga Provinsi Diprediksi Naik

Foto : ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc

Bidan desa memberikan vitamin kepada balita di desa Sukareja, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (17/9/2021). Pemprov Jawa Barat berkolaborasi dengan PKK melakukan pendeteksian dini dan memberikan nutrisi kepada sejumlah balita untuk mengejar target Jabar Zero New Stunting 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

Tingginya angka stunting daerah-daerah karena anak kekurangan gizi dan akses air bersih yang rendah. Pendidikan orangtua minim membuat tidak memahami dengan baik pola asuh anak.

JAKARTA - Kekerdilan (stunting) di tiga provinsi diperkirakan bakal meningkat. Hal ini sesuai dengan Litbang Kemenkes. Demikiana pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa (28/9).

Tiga provinsi tersebut adalah NTB, Bangka Belitung, dan Sulawesi Barat. "Permasalahan stunting menjadi tantangan bersama.Berdasarkan data Litbang Kemenkes angkanya sebesar 26,7 persen," kata Muhadjir.

Dia mengatakan ini dalam acara sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting dan Penanggulangan Tuberkulosis. Muhadjir menyebutkan, kenaikan kekerdilan adalah 0,07 persen Sulawesi Barat, 0,3 persen Nusa Tenggara Barat, dan 1,01 Bangka Belitung.

Ia juga menyebutkan, terdapat 10 provinsi memiliki angka stunting cukup tinggi. Mereka adalah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Gorontalo, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

Menurut dia, berdasarkan laporan kepala daerah, tingginya angka stunting daerah-daerah tersebut disebabkan kekurangan gizi anak-anak, rendahnya cakupan akses air bersih dan sanitasi. Selain itu, rendahnya pendidikan orangtua juga sehingga tidak memahami dengan baik pola asuh anak.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top