Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Di Bawah Operasi Kemenhub

Kehadiran Jembatan Udara Kargo Dipastikan Tekan Disparitas Harga

Foto : antara

Direktur Angkutan Udara Kemenhub Putu Eka Cahyadi (kiri) saat bincang media, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (23/2/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Selain menekankan disparitas harga barang kebutuhan pokok, kehadiran pesawat perintis juga menekan harga barang lain. Contohnya, harga garam di kawasan non jembara di Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan mencapai Rp20.000 per kg, sedangkan di jembara Rp20.000 per kg. Lalu, air mineral turun dari Rp200.000 per karton menjadi Rp100.000 per karton.

Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan kehadiran jembatan udara kargo di kawasan tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP) mampu menekan disparitas harga.

"Dampak jembatan udara, selain bicara pertumbuhan ekonomi, tapi sekali lagi bicara masalah penurunan disparitas harga. Ini kami kutip, bukan kami yang mengukur tapi Kementerian Perdagangan," kata Direktur Angkutan Udara Kemenhub Putu Eka Cahyadi saat bincang media di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (23/2).

Putu memaparkan persentase penurunan disparitas harga dari Januari-Desember 2022 di kawasan jembatan udara (jembara) rata-rata mencapai 50 persen.

Seperti di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utaradisparitas tepung terigu mencapai 45,5 persen. Harga tepung terigu di kawasan jembara hanya Rp18.000 per kg, sedangkan di kawasan non jembara mencapai Rp33.000 per kg. Kemudian gula di kawasan non jembara mencapai Rp32.000 per kg, sedangkan di kawasan jembara hanya Rp19.000 per kg.

Begitu juga dengan harga minyak goreng di kawasan jembara Kabupaten Mimika, Papua Tengah hanya Rp50.000 per liter, sedangkan di non jembara menjadi dua kali lipat, yakni Rp100.000 per liter. Penurunan harga sebanyak 50 persen juga terjadi pada daging ayam ras dari Rp200.000 per kg menjadi Rp100.000 per kg.

Selain menekankan disparitas harga barang kebutuhan pokok, kehadiran pesawat perintis juga menekan harga barang lain. Contohnya, harga garam di kawasan non jembara di Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan mencapai Rp20.000 per kg, sedangkan di jembara Rp20.000 per kg. Lalu, air mineral turun dari Rp200.000 per karton menjadi Rp100.000 per karton.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top