Senin, 18 Nov 2024, 14:54 WIB

Kedubes Inggris Perkuat Inklusi Akses Digital Masyarakat Terpinggirkan

Para pembimbing (mentor) dan peserta Program Digital Access (DAP) berfoto bersama. Program yang dilaksanakan oleh BerdayaBareng atas inisiatif pemerintah Inggris ini bertujuan mendorong akses digital yang inklusif, terjangkau, aman, dan ramah bagi po

Foto: istimewa

JAKARTA - Kedutaan Besar Inggris Jakarta, melalui Program Digital Access, bekerja sama dengan mitra pelaksana lokal, BerdayaBareng, menyelenggarakan pelatihan literasi digital dan keuangan tahap ketiga untuk perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas (PwDs) yang selama ini terpinggirkan. Kegiatan ini diadakan di tiga wilayah baru di Indonesia Timur yaitu Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diluncurkan pada tahun 2022, program ini bertujuan menciptakan komunitas digital dan kreatif yang inklusif di Indonesia Timur dengan meningkatkan keterampilan digital dan akses teknologi bagi kelompok marginal. Tahap sebelumnya telah menjangkau wilayah lain di Indonesia Timur, termasuk Makassar, Gowa, Maros, Manado, Kendari, Balikpapan, dan Samarinda.

“Tahap ketiga ini melibatkan 10 fasilitator lokal dan 500 peserta yang telah mengikuti pelatihan daring pada Oktober 2024. Pelatihan mencakup literasi digital dasar, pengembangan kreatifitas, dan komunikasi efektif,” terang Co-founder BerdayaBareng, Pratiwi Hamdhana AM melalui siaran pers pada hari Minggu (17/11).

Program ini akan dilanjutkan dengan sesi tatap muka pada 11–15 November 2024, berfokus pada literasi digital dan keuangan tingkat menengah. Dari 500 peserta, 100 di antaranya dipilih menjadi fasilitator untuk menyebarluaskan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh, menciptakan efek berantai di komunitas mereka.

Yang membedakan tahap ini dari sebelumnya adalah pendekatan pentahelix, dengan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pelatihan. Partisipasi mereka diharapkan dapat menjembatani inisiatif transformasi digital antara pemerintah dan masyarakat, mendukung perubahan sistemik yang berkelanjutan.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matthew Downing, menyampaikan program Digital Access Inggris mengakui peran penting akses dan literasi digital. Kegiatan ini diharapkan dapat turut memberdayakan kelompok marginal di wilayah tersebut.

“Rangkaian pelatihan ini merupakan kelanjutan dari Upaya kami menjembatani kesenjangan digital di Indonesia Timur. Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, saya berharap kolaborasi ini dapat memperkuat masa depan yang inklusif secara digital,” terangnya.

Penjabat Gubernur NTB Mayor Jenderal Hasanuddin (Purn.), mengatakan pihaknya melihat program ini sejalan dengan misi pemerintah provinsi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberdayakan komunitas yang belum mendapat akses optimal terhadap literasi digital dan keuangan. Ia berharap Program Digital Access ini memberi manfaat berkelanjutan dan menjadi model untuk inisiatif di masa depan.

Sementara itu, Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, menuturkan kehadiran organisasi non-pemerintah mencerminkan kolaborasi untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat percepatan pertumbuhan ekonomi inklusif, pihaknya mendukung solusi berbasis komunitas untuk mengatasi berbagai tantangan di NTT.

Menurut Penjabat Gubernur Sulawesi Tengah Dra. Novalina, Program Digital Access membuka peluang dan menciptakan lingkungan inklusif bagi Masyarakat Sulawesi Tengah. Pendekatan ini diharapkan memberi dampak langsung dan luas untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Tahun ini, Program Digital Access memberi dampak lebih luas. Dengan memperluas jangkauan program ke NTT, NTB, dan Sulawesi Tengah, kami dapat menciptakan ekosistem digital yang memberdayakan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital,” ungkap Pratiwi.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan: