Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kekayaan Bangsa

Kebudayaan Dorong Kehidupan Berkelanjutan

Foto : DOK.kebudayaan.kemdikbud.go.id

Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kebudayaan berperan dalam mendorong dan mempromosikan kehidupan berkelanjutan. Pascapandemi dibutuhkan gaya hidup baru yang lebih berkelanjutan. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, dalam Konferensi Pers G20 Bidang Kebudayaan, di Jakarta, Jumat (22/4).

"Pandemi telah mengungkapkan kerentanan laten dalam gaya hidup modern. Kita tidak lagi berbicara tentang kemiskinan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan, tetapi mengenai kelangsungan hidup manusia sebagai spesies," ujarnya. Dia menyebut, kehidupan berkelanjutan penting untuk semua negara agar dana pulih lebih kuat.

Hilmar menerangkan, Presidensi Indonesia dalam G20 bidang kebudayaan mengusung tema tersebut. Tujuannya untuk membangun konsensus global dalam normal baru berkelanjutan.

Dia menambahkan, tujuan lain untuk menginisiasi agenda pemulihan global. Untuk mewujudkannya, perlu dibentuk jaringan aksi bersama di bidang kebudayaan.

"Harus ada transisi menuju kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi pada keadilan sosial-ekologis berdasarkan keragaman sumber daya budaya," jelasnya. Lebih jauh, Hilmar menuturkan, akan ada lima isu utama dibahas dalam pertemuan. Pertama, mengenai peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan.

Kedua, tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari kebijakan berbasis budaya.

"Ketiga, tentang cultural commoning atau pengelolan bersama atas sumber daya budaya yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan tingkat lokal," tambahnya.

Keempat, akses berkeadilan untuk peluang ekonomi budaya. Kelima, mobilisasi sumber daya internasional untuk mengarusutamakan pemulihan berkelanjutan. "Inisiasi suatu mekanisme pendanaan dibutuhkan untuk pemulihan seni dan budaya yang sangat terpukul selama pandemi," katanya.

Hilmar menekankan, semua harus memainkan peran penting dalam mempromosikan gaya hidup baru. Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya, dan praktik yang telah melewati ujian waktu merupakan modal untuk terus dibawa ke zaman modern. "Jika berbagai sumber budaya ini dikonsolidasikan, kita akan memiliki sarana untuk menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan," tandasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top