Kebocoran Data Ancam Keselamatan Warga
- Keamanan Internet
- Kejahatan Siber
- kebocoran data
JAKARTA - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan kebocoran data pada platform tunggal PeduliLindungi berpotensi mengancam keselamatan banyak orang.

Ket. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
Doc: Istimewa
"PeduliLindungi jadi salah satu sistem penting untuk digunakan dalam transisi pandemi ke epidemi. Kemungkinan kita akan hidup dengan virus ini dalam waktu cukup lama," kata Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat (3/9).
Budi mengatakan, virus korona diperkirakan terus berdampingan dengan masyarakat dalam jangka waktu lama. "Virus ini ada yang hidup setahun, lima tahun, bahkan ratusan tahun seperti polio," katanya. Untuk itu, pemerintah mempersiapkan aplikasi Peduli Lindungi agar masyarakat bisa hidup dengan virus, tanpa khawatir jatuh sakit.
Dia menuturkan, aplikasi PeduliLindungi diuji coba dalam enam sektor aktivitas: perdagangan, pendidikan, transportasi, keagamaan, pariwisata, dan olahraga. Ini dibangun berbasis teknologi informasi menggunakan PeduliLindungi yang punya tiga fungsi besar. Pertama, skrining karena terkoneksi ke sistem database kita. Kedua, fungsi penelusuran, kalau terpapar bisa dilacak siapa saja yang ada di sekitarnya. Ketiga, fungsi prokes seperti pengaturan jarak.
Budi mengapresiasi upaya Polda Metro Jaya dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan tindak pidana ilegal data vaksin. "Saya berterima kasih ke Polda Metro Jaya bisa mengidentifikasi dan menyelesaikan dengan baik," ujarnya. Menurut Menkes, tindakan pelanggaran elektronik juga kerap dialami nasabah perbankan.
"Kalau perbankan, korbannya satu nasabah. Tapi ini aplikasi PeduliLindungi, kalau satu orang kena dan lolos, bisa menular ke orang sekitar seperti keluarga," katanya. Budi mengatakan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memiliki kemampuan bereplikasi sangat cepat. Kelipatannya (replikasi) besar sekali. Virus ini bereplikasi bisa delapan orang dalam sehari.