Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Global

Kebijakan Trump Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia

Foto : AFP/MANDEL NGAN
A   A   A   Pengaturan Font

Washington DC - Sejumlah kalangan menilai harga minyak dunia bakal meningkat menyusul ketidakpastian ekspor dari Libya, gangguan produksi di Kanada, serta permintaan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kepada importir untuk berhenti membeli minyak mentah dari Iran mulai November mendatang.

Sejumlah media melaporkan, pada Kamis (28/6), harga minyak mentah AS berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 2,23 dollar AS atau 3,16 persen menjadi 72,76 dollar AS per barel. Bahkan, harga WTI sempat menyentuh level 73,06 dollar AS per barel selama sesi perdagangan berlangsung atau tertinggi sejak 28 November 2014.

Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah Brent sebesar 1,31 dollar AS per barel atau 1,7 persen menjadi 77,62 dollar AS per barel. Kementerian Luar Negeri AS menyatakan para sekutu AS untuk menghentikan impor minyak dari Iran. "Kami akan mengisolasi aliran dana Iran dan menyoroti campur tangan Iran di seluruh wilayah ini," ungkap Kementerian Luar Negeri AS.

Presiden AS Donald, Trump, mengatakan kebijakan tersebut untuk menghentikan Iran mengembangkan senjata nuklir. Pada Mei 2018 lalu, AS keluar dari perjanjian JCOPA dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran yang sempat ditangguhkan oleh perjanjian tersebut.

Delegasi AS akan melakukan kunjungan ke Timur Tengah pekan depan untuk mendesak produsen Teluk untuk memastikan pasokan minyak global tercukupi karena pasokan dari Iran akan dihentikan.

Kementerian Luar Negeri dan Keuangan AS memberikan tekanan kepada sekutunya di Eropa, Asia, dan Timur Tengah untuk mengikuti sanksi itu yang bertujuan untuk menekan Iran menghentikan program nuklir. Sementara itu, Tiongkok, India yang merupakan importir terbesar minyak Iran, serta Turki dan Irak dilaporkan menolak desakan AS tersebut.

Ant/AFP/SB/AR-2

Penulis : Antara, AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top