Keberpihakan pada Petani Begitu Lemah
"Jadi, kami sampaikan bahwa ini importasi yang terukur. Tidak membabi buta untuk menjatuhkan juga," kata Arief.
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, yang diminta pendapatnya mengatakan keputusan impor sangat aneh. Sebab, di saat panen sedang berlangsung, Bapanas malah mengumumkan impor. Pengumuman pun dibuat kesan seolah-olah Bulog sudah pesimistis atas kemampuannya menyerap beras dari hasil panen.
"Menurut saya, pengumuman ini baiknya dilakukan setelah realisasi serapan dilakukan, sehingga jadi terukur sebenarnya berapa kebutuhan setelah dikurangi dari produksi dalam negeri," kata Said.
Bapanas yang awalnya diharapkan bisa memperjuangkan produksi petani, setelah berjalan ternyata tetap lebih memilih impor karena murah dan mudah. Padahal, semua pihak tahu, implikasi pengumuman impor menjelang atau bahkan di tengah panen raya selalu memberikan efek psikologis pasar gabah.
"Pengalaman selama ini menunjukkan, impor menekan harga di tingkat petani. Turun hingga seribu rupiah terlebih di musim rendeng," paparnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya