Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mata Uang

Keberadaan Dollar AS Masih Diperhitungkan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BENGALURU - Mata uang dollar AS, yang telah mendominasi sistem keuangan global sejak awal 2018, diperkirakan terus menjadi kekuatan yang diperhitungkan, setidaknya untuk sisa tahun ini. Meskipun salah jalan selama bertahun-tahun, para ahli strategi masih berpegang pada pandangan mereka tentang dollar AS yang lebih lemah dalam setahun.

Namun, analis sejak awal tahun berulang kali memangkas berapa banyak mata uang utama lainnya yang akan menguat dalam 12 bulan. Kondisi itu mencerminkan kelemahan dalam ekonomi di luar Amerika Serikat (AS). Mereka sekarang memperkirakan euro naik 3,5 persen dan yen Jepang sekitar 2,0 persen terhadap dollar di tahun mendatang.

Ekonomi AS juga menunjukkan tanda perlambatan, akibat perang dagang dengan Tiongkok yang sekarang menguatkan harapan pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentrak AS atau The Fed dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, S&P 500 berulang kali menyatakan imbal hasil obligasi AS jatuh ke posisi terendah dalam tahun jamak. Hal itu mencerminkan meningkatnya minat pada aset berdenominasi dollar AS, yang seharusnya menopang mata uang.

"Di mana kami berbeda dari pandangan konsensus yang agak negatif adalah bahwa sekalipun jika Fed memberikan penurunan suku bunga, masih meninggalkan dollar AS sebagai salah satu mata uang G10 dengan imbal hasil tertinggi dan apa yang kami pikir konsensus melalaikan peran hasil langsung," kata Kepala Strategi FX di RBC, Adam Cole.

Dia menambahkan, faktanya, suku bunga AS akan turun. "Tetapi apa yang menopang dollar - dan dilakukan hampir sepanjang tahun ini - adalah sekalipun dengan penurunan suku bunga itu, imbal hasilnya masih tinggi dan ini adalah jenis lingkungan di mana perdagangan penting," papar Cole.

Pertahankan Momentum

Tetapi mata uang ini tidak mungkin mempertahankan momentum yang sama. Kinerja ekonomi yang kuat, yang memicu greenback ke ketinggian yang memusingkan, telah mulai memudar.

Itu tercermin dalam data posisi terakhir, yang menunjukkan spekulan mata uang memotong taruhan mereka terhadap dollar AS ke level terendah sejak Januari, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS.

"Dollar berguling sedikit sekarang karena pasar menghargai penurunan suku bunga yang lebih agresif," kata Gavin Friend, ahli strategi pasar senior di NAB. Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top